Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur akan mengoptimalkan lahan kritis seluas 300 hektare untuk mengembangkan perkebunan karet, karena jenis tanaman ini mampu tumbuh di berbagai kondisi lahan.

"Optimalisasi pemanfaatan lahan kritis 300 hektare untuk tanaman perkebunan karet ini menggunakan biaya dari APBD Kaltim 2016. Titik pengembangan lahan sudah dipastikan di Kabupaten Kutai Kartanegara," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Etnawati di Samarinda, Kamis.

Ia meyakini pengembangan itu kelak akan berhasil karena berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan beberapa tahun lalu.

Apalagi tanaman perkebunan karet tidak terlalu memerlukan lahan yang spesifik, karena mampu tumbuh baik di berbagai kondisi lahan.

Menurut ia, pembangunan perkebunan di lahan kritis yang berada dalam kawasan budidaya non-kehutanan (KBNK) akan terus dipacu, karena tujuan utama untuk menyejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat petani pekebun, termasuk untuk menciptakan lapangan kerja baru.

Etnawati menambahkan tanaman perkebunan khususnya komoditas karet sangat prospektif dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan di berbagai daerah di Provinsi Kaltim.

"Terdapat dua kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan menjadi fokus perhatian pengembangan lahan kritis, yakni Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Muara Badak, sehingga tanaman karet di dua kecamatan itu akan semakin luas," katanya.

Saat ini, katanya, seiring semakin membaiknya harga karet di pasaran, maka komoditas karet kembali banyak diusahakan oleh masyarakat.

Bahkan, di beberapa daerah seperti di Kabupaten Kutai Barat, komoditas tersebut merupakan sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat setempat.

Berdasarkan data, luas tanaman karet di Kaltim saat ini tercatat 103.117 hektare, terdiri dari areal perkebunan rakyat 89.341 hektare, perkebunan besar negara 709 hektare, dan perkebunan besar swasta seluas 13.067 hektare dengan produksi seluruhnya mencapai 59.963 ton karet kering. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016