Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Para pekerja seks komersial di lokalisasi Lembah Harapan Baru di Kilometer 17 Jalan Soekarno-Hatta Balikpapan mulai meninggalkan barak-barak tempat melakukan transaksi prostitusi, seiring penutupan serentak lokalisasi di Kalimantan Timur.
"Kami pulang kampung, karena pendapatan tak sesuai harapan. Lagi pula tempat ini memang sudah ditutup," kata Ani (35 tahun), wanita yang mengaku berasal dari Madura, Jatim, saat ditemui di Balikpapan, Kamis.
Ia mengaku akan pulang ke kampungnya di Madura dan kembali menjadi petani, meski hanya petani penggarap lahan orang lain.
Lokalisasi Lembah Harapan Baru sebenarnya sudah resmi ditutup Pemerintah Kota Balikpapan pada 2013. Sebuah papan bertuliskan keputusan Wali Kota Balikpapan masih terpasang di depan portal masuk komplek maksiat itu.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menutup lokalisasi Lembah Harapan Baru di Kilometer 17 melalui Surat Keputusan Wali Kota Nomor 188.45-12/2013, tanggal 5 Juni 2013.
"Tapi, ya tetap saja orang ke sini, walaupun sudah berkurang jauh," kata Budi, warga sekitar lokalisasi.
Komplek itu pernah dihuni hingga 320 orang PSK yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Mereka tinggal di 30 rumah di kawasan yang dikeliling perkebunan dan perumahan penduduk itu. Pada 2014, pendataan yang dilakukan Pemkot Balikpapan menemukan hanya seorang yang memegang KTP Balikpapan.
Sebelum lokalisasi itu ditutup, Pemkot Balikpapan berusaha memberikan sejumlah program penyadaran dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, yakni mengajari berbagai keterampilan dan memberikan uang saku untuk pulang kampung saat penutupan tahun 2013.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak secara resmi menutup seluruh lokalisasi dan lokasi prostitusi yang tersebar di berbagai daerah di provinsi ini pada Rabu (1/6).
Kegiatan penutupan serentak itu dipusatkan di lokalisasi Bayur, Kota Samarinda, dan selanjutnya ditindaklanjuti pemerintah kabupaten/kota yang daerahnya terdapat lokalisasi dan lokasi prostitusi.
Kepala Dinas Sosial Kaltim Hj Siti Nurmalia Idrus mengungkapkan Kaltim memiliki sekitar 22 lokalisasi pelacuran dengan jumlah PSK lebih kurang 1.515 orang.
"Terbanyak ada di Kutai Kartanegara dengan 12 lokalisasi dan biasanya dekat lokasi tambang batu bara," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kami pulang kampung, karena pendapatan tak sesuai harapan. Lagi pula tempat ini memang sudah ditutup," kata Ani (35 tahun), wanita yang mengaku berasal dari Madura, Jatim, saat ditemui di Balikpapan, Kamis.
Ia mengaku akan pulang ke kampungnya di Madura dan kembali menjadi petani, meski hanya petani penggarap lahan orang lain.
Lokalisasi Lembah Harapan Baru sebenarnya sudah resmi ditutup Pemerintah Kota Balikpapan pada 2013. Sebuah papan bertuliskan keputusan Wali Kota Balikpapan masih terpasang di depan portal masuk komplek maksiat itu.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menutup lokalisasi Lembah Harapan Baru di Kilometer 17 melalui Surat Keputusan Wali Kota Nomor 188.45-12/2013, tanggal 5 Juni 2013.
"Tapi, ya tetap saja orang ke sini, walaupun sudah berkurang jauh," kata Budi, warga sekitar lokalisasi.
Komplek itu pernah dihuni hingga 320 orang PSK yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Mereka tinggal di 30 rumah di kawasan yang dikeliling perkebunan dan perumahan penduduk itu. Pada 2014, pendataan yang dilakukan Pemkot Balikpapan menemukan hanya seorang yang memegang KTP Balikpapan.
Sebelum lokalisasi itu ditutup, Pemkot Balikpapan berusaha memberikan sejumlah program penyadaran dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, yakni mengajari berbagai keterampilan dan memberikan uang saku untuk pulang kampung saat penutupan tahun 2013.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak secara resmi menutup seluruh lokalisasi dan lokasi prostitusi yang tersebar di berbagai daerah di provinsi ini pada Rabu (1/6).
Kegiatan penutupan serentak itu dipusatkan di lokalisasi Bayur, Kota Samarinda, dan selanjutnya ditindaklanjuti pemerintah kabupaten/kota yang daerahnya terdapat lokalisasi dan lokasi prostitusi.
Kepala Dinas Sosial Kaltim Hj Siti Nurmalia Idrus mengungkapkan Kaltim memiliki sekitar 22 lokalisasi pelacuran dengan jumlah PSK lebih kurang 1.515 orang.
"Terbanyak ada di Kutai Kartanegara dengan 12 lokalisasi dan biasanya dekat lokasi tambang batu bara," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016