Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Dua camat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, akan melindungi kanopi yang berjejer sekitar 1 km di bagian hulu Sungai Karang Mumus (SKM) dengan melakukan pendekatan kepada warga setempat untuk tidak menebang pohonnya.
"Alhamdulillah setelah kami menemui dua camat yang wilayahnya dilalui bagian hulu SKM tentang penyelamatan lingkungan, dua camat ini sangat mendukung untuk melindungi sejumlah pohon sebagai kanopi," ujar Wakil Ketua Tim Penggerak PKK (Koordinator Pokja IV) Kota Samarinda Naniek Harjanie di Samarinda, Kamis.
Dua camat yang sudah berkomitmen menyelamatkan kanopi itu adalah Camat Samarinda Utara Syamsu Alam dan Camat Sungai Pinang Muhammad Fahmi.
Menurut Naniek yang merupakan istri Plh Sekkot Samarinda Hermanto, ia ingin menyelamatkan kanopi di hulu SKM karena jika dibiarkan, maka dalam waktu beberapa tahun ke depan bisa jadi pohon-pohon rindang di kawasan hulu tersebut akan musnah akibat ditebang warga baik untuk perkebunan maupun untuk pemukiman.
Dari hasil dialog dengan dua camat tersebut, bahkan ada rencana melakukan penanaman pohon di bantaran hulu SKM yang belum ada penghijauan, sehingga belasan kilometer kawasan hulu yang hingga kini belum ada pemukiman itu bisa diselamatkan.
Bahkan, lanjutnya, untuk melihat lebih jauh tentang kondisi sungai sekaligus untuk pemetaan program, ia bersama dua camat tersebut dan beberapa anggota komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM), pada Sabtu, 4 Juni 2016 akan menyusuri hulu SKM menggunakan perahu.
Camat Sungai Pinang Muhammad Fahmi mengatakan, untuk melindungi kanopi di hulu SKM, pihaknya segera membuat surat kepada warga di sekitar kawasan itu untuk larangan menebang pohon. Ia juga akan mengajak sejumlah lurah yang wilayahnya dilintasi SKM untuk penghijauan.
Saat ini, lanjutnya, di bagian hulu SKM masih bisa dikembangkan sebagai wisata air karena masih ada beberapa kilometer yang masih alami dan rindang, sedangkan di bagian hilir akan ditata secara perlahan mengingat pemukiman warga sudah padat.
"Kalau keinginan saya, di kawasan hulu yang masih berkanopi itu akan diusahakan aliran listrik, sehingga pohon-pohon rindang itu bisa dipasang lampu warna-warni, jadi meskipun malam masih bisa sebagai wisata. Ini tentu sangat menarik untuk ekowisata, khususnya wisata sungai," kata Fahmi. *
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Alhamdulillah setelah kami menemui dua camat yang wilayahnya dilalui bagian hulu SKM tentang penyelamatan lingkungan, dua camat ini sangat mendukung untuk melindungi sejumlah pohon sebagai kanopi," ujar Wakil Ketua Tim Penggerak PKK (Koordinator Pokja IV) Kota Samarinda Naniek Harjanie di Samarinda, Kamis.
Dua camat yang sudah berkomitmen menyelamatkan kanopi itu adalah Camat Samarinda Utara Syamsu Alam dan Camat Sungai Pinang Muhammad Fahmi.
Menurut Naniek yang merupakan istri Plh Sekkot Samarinda Hermanto, ia ingin menyelamatkan kanopi di hulu SKM karena jika dibiarkan, maka dalam waktu beberapa tahun ke depan bisa jadi pohon-pohon rindang di kawasan hulu tersebut akan musnah akibat ditebang warga baik untuk perkebunan maupun untuk pemukiman.
Dari hasil dialog dengan dua camat tersebut, bahkan ada rencana melakukan penanaman pohon di bantaran hulu SKM yang belum ada penghijauan, sehingga belasan kilometer kawasan hulu yang hingga kini belum ada pemukiman itu bisa diselamatkan.
Bahkan, lanjutnya, untuk melihat lebih jauh tentang kondisi sungai sekaligus untuk pemetaan program, ia bersama dua camat tersebut dan beberapa anggota komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM), pada Sabtu, 4 Juni 2016 akan menyusuri hulu SKM menggunakan perahu.
Camat Sungai Pinang Muhammad Fahmi mengatakan, untuk melindungi kanopi di hulu SKM, pihaknya segera membuat surat kepada warga di sekitar kawasan itu untuk larangan menebang pohon. Ia juga akan mengajak sejumlah lurah yang wilayahnya dilintasi SKM untuk penghijauan.
Saat ini, lanjutnya, di bagian hulu SKM masih bisa dikembangkan sebagai wisata air karena masih ada beberapa kilometer yang masih alami dan rindang, sedangkan di bagian hilir akan ditata secara perlahan mengingat pemukiman warga sudah padat.
"Kalau keinginan saya, di kawasan hulu yang masih berkanopi itu akan diusahakan aliran listrik, sehingga pohon-pohon rindang itu bisa dipasang lampu warna-warni, jadi meskipun malam masih bisa sebagai wisata. Ini tentu sangat menarik untuk ekowisata, khususnya wisata sungai," kata Fahmi. *
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016