Balikpapan (ANTARA Kaltim) -  Rencana pembuatan sumur dalam di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sebagai antisipasi terjadinya krisis air di daerah itu terkendala masalah debit air yang kecil dan kualitas air tidak memenuhi standar baku.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Balikpapan Haidir Effendi saat dihubungi di Balikpapan, Selasa, mengatakan minimnya keberadaan sumber air di wilayah setempat menjadi kendala untuk merealisasikan pembuatan sumur dalam.

"Lokasi lahan pembuatan sumur dalam itu, antara lain di wilayah Prapatan, MT Haryono Balikpapan Barat, Perumnas Batu ampar, dan di wilayah timur," jelasnya.

Dari lima sumur dalam yang rencananya dibangun pada 2016, lanjut Haidir Effendi, baru satu sumur dalam yang memiliki potensi, yakni di kawasan Prapatan.

Di lokasi ini memiliki sumber air yang cukup, sehingga PDAM Kota Balikpapan akan segera merealisasikan pembangunan sumur dalam.

"Yang potensi hanya di Prapatan, kami masih terus cari lokasi baru. Tidak semua tanah yang dibor ada airnya, jadi harus lakukan studi geolistrik (menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan)," katanya.

Selain itu, PDAM Kota Balikpapan juga masih terkendala permasalahan lahan sebagai lokasi pembuatan sumur dalam tersebut.

Menurut Haidir Effendi, untuk membuat satu sumur dalam dibutuhkan anggaran sekitar Rp2 miliar, belum termasuk biaya pengadaan peralatan dan pembebasan lahan.

"Konstruksinya saja berkisar antara Rp850 juta hingga Rp2 miliar, karena kami bukan bikin sumur dangkal tapi sumur dalam, biaya itu di luar lahan," ujarnya.

Pada bagian lain, Dirut PDAM juga menginformasikan ketinggian air Waduk Manggar yang saat ini mencapai 5 meter, dan kondisi ketinggian air baku tersebut mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat hingga 20 hari ke depan. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016