Samarinda (ANTARA Kaltim) - Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia di sebabkan empat faktor. Empat faktor tersebut adalah terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan   dan terlalu banyak melahirkan.

“Guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi maka harus menghindari empat terlalu (4T) dan perlunya meningkatkan pelayanan KB di rumah sakit pemerintah maupun swasta dan klinik,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim Sukaryo Teguh Santoso saat membuka acara pemantapan program KB pasca persalinan dan keguguran di Samarinda, Rabu (23/3).

Berdasarkan data SDKI tahun 2012 secara nasional menunjukkan AKI sebesar 359/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB 32/1000 kelahiran hidup dan di Provinsi Kaltim sendiri sebanyak 21/1000 kelahiran hidup.

Kemudian berdasarkan laporan PKBRS hasil pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran dirumah sakit pemerintah, dan klinik bersalin swasta dari Januari –Desember 2015 yakni capaian KB pasca persalinan, IUD sebanyak 1.992 peserta.

Kemudian MOW sebanyak 1.796 peserta, Implan 246 peserta, suntik 1.227 peserta, dan pil sebanyak 489. Sedangkan capaian KB pasca keguguran penggunaan IUD sebanyak 90 peserta, MOW 69 peserta, implant 8 peserta, suntik 59 peserta, pil 53 peserta dan kondom 222 peserta.

Teguh berharap KB pasca persalinan dan pasca keguguran menjadi upaya utama mengajak akseptor untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti MOW, IUD dan Implan.

“Jadi program keluarga berencana perlu terus disosialisasikan untuk mengatasi masalah yang disebut “4 Terlalu” yang meningkatkan angka kematian ibu dan bayi karena karena usia pernikahan dan kehamilan terlalu muda, kehamilan terlalu tua, terlalu rapat, dan terlalu banyak,” katanya.

Untuk itu menurutnya harus ada pendewasaan usia pernikahan minimal 21 tahun karena sudah banyak penelitian yang menemukan bahwa, sel-sel reproduksi wanita di bawah usia tersebut belum matang, belum lagi bila dikaitkan dengan mental.

Dikatakannya kehamilan terlalu tua, hamil di usia lebih dari 35 tahun akan memicu banyak komplikasi baik saat mengandung dan melahirkan baik untuk ibu dan anak. Kemudian, jangan terlalu rapat melahirkan, minimal beri jarak tiga tahun antara anak satu dan kedua. Kemudian diimbau dua anak lebih baik.

Teguh menambahkan salah satu strategi penurunan AKI dan AKB tidak hanya dengan pencegahan kehamilan ”4 terlalu” tersebut, tetapi remaja juga harus dibekali ilmu tentang kesehatan reproduksi dan dipersiapkan untuk menjadi ibu hamil yang sehat sehingga tercegah kekurangan gizi, yang menjadi faktor AKI dan AKB.(*)

Pewarta: Rachmad

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016