Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 70 sekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas bergabung bersama untuk menjaga dan memelihara Hutan Kota Telaga Sari di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Setiap sekolah mendapat satu blok hutan kota untuk dipelihara," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Suryanto di Balikpapan, Sabtu.

Luasan blok hutan kota itu berukuran 15x70 meter persegi untuk SD/SMP dan 25x80 meter persegi untuk SMA. Setiap hari Sabtu dan Minggu atau kapan saja diperlukan, para siswa datang untuk melihat blok yang menjadi tanggung jawabnya.

Suryanto mengatakan luas Hutan Kota Telaga Sari di Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota, sekitar 19 hektare.

Hutan itu berada di puncak-puncak bukit pasir, sehingga kawasan itu juga disebut Gunung Pasir. Sebagian areal yang berada dekat kantor Chevron Indonesia Company disebut Pasir Ridge.

"Sekolah-sekolah yang terlibat terutama sekolah-sekolah di sekeliling Hutan Kota Telaga Sari," tambah Suryanto.

Bukan kebetulan kawasan Gunung Pasir di Kelurahan Telaga Sari disebut komplek pelajar, karena banyaknya sekolah berbagai tingkatan di kawasan itu.

Menurut Suryanto, apabila satu sekolah menyumbang tenaga 100 siswa, maka tidak kurang 7.000 siswa turut bertanggung jawab memelihara dan menjaga Hutan Kota Telaga Sari.

Selain itu, juga ada sejumlah sekolah di luar kawasan Telaga Sari seperti SMAN 5 di Sepinggan atau SMP Santo Mikael di Klandasan.

"Kan hutan kota ini milik kita semua warga Balikpapan," kata Ridho, seorang siswa SMPN 1 Balikpapan.

Sekolah-sekolah dan para pelajar tersebut dikoordinasikan dalam Kelompok Kerja Hutan Kota Pendidikan Telaga Sari (Pokja HKPTS) dan kelompok ini terus berkembang dengan mengusung tujuan bersama melestarikan Hutan kota Telaga Sari.

"Kami juga menggandeng Yayasan Kehati, Yayasan Peduli Balikpapan, Pertamina, dan PT Chevron Indonesia untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan pelestarian oleh Pokja HKPTS," jelas Suryanto.

Hutan Kota Telaga Sari dengan luas 19 hektare menjadi hutan kota terluas dari beberapa hutan kota lain yang ada di Balikpapan.

Pada awal penetapannya sebagai hutan kota pada 1996, kawasan ini sebagian besar sudah menjadi daerah terbuka dengan klaim tumpang tindih oleh masyarakat. Hanya ancaman bahaya longsor saja yang mencegah masyarakat ketika itu membangun rumah di puncak-puncak bukit di Telaga Sari.

"Perlahan kita bebaskan satu per satu sehingga bisa kita hutankan lagi," kata Suryanto.

Hutan Kota Telaga Sari adalah contoh tipe ekosistem hutan kerangas yang masih tersisa di Pulau Kalimantan.

Karakteristik tanahnya kaya akan pasir silika dan porositas yang tinggi, miskin unsur hara, kadar pH rendah (asam), dan cenderung miskin biodiversitas dibanding tipe hutan lainnya.

"Sementara ini akasia menjadi tanaman dominan untuk menyelamatkan lahan dan membuat suasana teduh. Satu-satu nanti akasia kita ganti dengan tanaman yang dulu tumbuh di sini atau pohon-pohon lain yang bernilai lebih seperti bangkirai atau ulin," papar Suryanto. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016