Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kampung Mamahak Ulu, suatu desa di kawasan perbatasan negara, tepatnya di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, telah memanfaatkan dana desa dari APBN 2015 yang dikucurkan melalui tahap 1 dan tahap 2.

"Tahun 2015 kami mendapat dana desa sebesar Rp327,26 juta, tetapi baru cair 80 persen atau Rp261,8 juta. Dari tahap 1 dan tahap 2 cair masing-masing Rp130,9 juta. Sedangkan untuk tahap 3 atau yang 20 persen belum dicairkan," kata Kepala Kampung Mamahak Ulu Ardiansyah di Kecamatan Long Bagun, Jumat.

Dana sebesar itu telah digunakan untuk rehab bangunan Balai Adat dan seminasai jalan di RT 01, kemudian untuk pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat berupa aplikasi komputer/laptop.

Dalam pengalokasian kegiatan dana desa, lanjut dia, pihaknya kerap berkoordinasi dengan pendamping desa baik yang posisinya di kabupaten, kecamatan maupun lokal desa, terutama dalam pola penggunaan 70 persen untuk infrastruktur dan 30 persen untuk pemberdayaan, termasuk konsultasi mengenai sistem pelaporan penggunaan dana.

Sementara itu, Tenaga Ahli Infrastruktur Pendampingan Dana Desa Kabupaten Mahakam Ulu, Beny Arianto mengatakan, para pendamping desa dan pendamping lokal desa di Mahakam Ulu aktif melakukan pembinaan ke desa-desa karena mereka sadar bahwa itu adalah tugasnya.

Menurut dia, dalam melakukan pendampingan memang tidak semua kepala kampung langsung bisa menerima saran yang diberikan, tetapi karena pendamping berbicara berdasarkan aturan, sehingga kemudian kepala kampung memahaminya.

Dia juga mengakui bahwa semua dana desa 2015 di Mahakam Ulu tidak bisa cair 100 persen, atau baru cair 80 persen karena awal pencairan dana ke rekening desa masuk pada kisaran Oktober 2015 dan saat itu juga langsung digunakan.

Begitu dana selesai digunakan pembangunan, selanjutnya kepala kampung dibantu pendamping desa membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sehingga hal ini cukup memakan proses dan membutuhkan waktu panjang.

Kondisi inilah yang membuat terhambatanya proses pencairan untuk tahap 3 karena saat melakukan pertanggungajawaban pekerjaan fisik yang dananya dari tahap 1 dan 2, keburu tutup tahun.

Namun dia berkeyakinan pemanfaatan dana desa pada 2016 ini akan lebih cepat dari tahun sebelumnya, karena mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, bahkan pemerintahan desa, masing-masing sudah memiliki pengalaman dari tahun awal program dana desa ini diluncurkan.

"Kita maklumlah, tahun 2015 kemarin merupakan tahun awal peluncuran program, jadi sebenarnya semua pihak masih belajar dan menyempurnakan. Tapi saya yakin tahun ini program akan berjalan lebih baik karena sudah ada beberapa revisi dan pengalaman sebelumnya," kata Beny lagi. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016