Samarinda (ANTARA Kaltim) - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Timur melarang perbankan memberikan pinjaman kepada sektor pertambangan batu bara, karena sejak beberapa tahun lalu hingga kini belum ada tanda-tanda penguatan di sektor tersebut.
"Di Kaltim, banyak perusahaan batu bara yang tutup, bahkan ribuan karyawan kena PHK. Jadi, memang sektor tambang batu bara masih lesu sehingga kami minta perbankan menghentikan sementara pinjaman untuk pertambangan batu bara," ujar Kepala OJK Kaltim Dedy Patria di Samarinda, Selasa.
Hal itu dikatakan Dedy Patria saat konferensi pers setelah menggelar pertemuan tahunan OJK dengan sekitar 150 pelaku industri jasa keuangan di Kaltim.
Semenjak industri pertambangan batu bara lesu, lanjut Dedy, banyak alat-alat berat yang tidak difungsikan, bahkan kapal ponton dan tug boat yang selama ini hilir mudik di sejumlah sungai di Kaltim, kini tidak lagi berfungsi karena penjualan batu bara terus merosot.
Untuk tetap memberikan pinjaman modal usaha, ia menyarankan kepada perbankan mengarahkan pada sektor UMKM dan sektor riil seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan lainnya, karena peluang peningkatan sektor riil sangat besar.
"OJK tetap mendorong industri jasa keuangan meningkatkan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing, khususnya menghadapi era Masyaralat Ekonomi ASEAN (MEA)," ucapnya.
Dedy melanjutkan, perekonomian Indonesia tahun ini diperkirakan masih diwarnai beberapa tantangan, sehingga jasa keuangan diharapkan mampu menjadi pilar penopang dan roda penggerak ekonomi untuk tumbuh lebih baik.
Menurut ia, perkembangan inflasi yang rendah pada 2015 harus dijadikan momentum dalam pemanfaatan peningkatan produksi domestik, yakni memanfaatkan ruang ekspansi dari sistem keuangan.
Saat ini, lanjut dia, OJK masih fokus pada dua perhatian utama demi menggairahkan kegiatan ekonomi produktif, pertama adalah meningkatkan kemampuan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas.
Kedua, mendorong pemanfaatan sektor jasa keuangan untuk pembiayaan yang memerlukan sumber dana jangka panjang, kemudian mendorong korporasi menjadi lokomotif perekonomian nasional.
"Penguatan dua hal ini diyakini dapat memperbaiki struktur ekonomi nasional. Apalagi jika seluruh potensi sektor jasa keuangan dapat diintegrasikan, maka akan menghasilkan sinergi besar demi mendukung upaya pencapaian perekonomian berkelanjutan," ujar Dedy lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Di Kaltim, banyak perusahaan batu bara yang tutup, bahkan ribuan karyawan kena PHK. Jadi, memang sektor tambang batu bara masih lesu sehingga kami minta perbankan menghentikan sementara pinjaman untuk pertambangan batu bara," ujar Kepala OJK Kaltim Dedy Patria di Samarinda, Selasa.
Hal itu dikatakan Dedy Patria saat konferensi pers setelah menggelar pertemuan tahunan OJK dengan sekitar 150 pelaku industri jasa keuangan di Kaltim.
Semenjak industri pertambangan batu bara lesu, lanjut Dedy, banyak alat-alat berat yang tidak difungsikan, bahkan kapal ponton dan tug boat yang selama ini hilir mudik di sejumlah sungai di Kaltim, kini tidak lagi berfungsi karena penjualan batu bara terus merosot.
Untuk tetap memberikan pinjaman modal usaha, ia menyarankan kepada perbankan mengarahkan pada sektor UMKM dan sektor riil seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan lainnya, karena peluang peningkatan sektor riil sangat besar.
"OJK tetap mendorong industri jasa keuangan meningkatkan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing, khususnya menghadapi era Masyaralat Ekonomi ASEAN (MEA)," ucapnya.
Dedy melanjutkan, perekonomian Indonesia tahun ini diperkirakan masih diwarnai beberapa tantangan, sehingga jasa keuangan diharapkan mampu menjadi pilar penopang dan roda penggerak ekonomi untuk tumbuh lebih baik.
Menurut ia, perkembangan inflasi yang rendah pada 2015 harus dijadikan momentum dalam pemanfaatan peningkatan produksi domestik, yakni memanfaatkan ruang ekspansi dari sistem keuangan.
Saat ini, lanjut dia, OJK masih fokus pada dua perhatian utama demi menggairahkan kegiatan ekonomi produktif, pertama adalah meningkatkan kemampuan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas.
Kedua, mendorong pemanfaatan sektor jasa keuangan untuk pembiayaan yang memerlukan sumber dana jangka panjang, kemudian mendorong korporasi menjadi lokomotif perekonomian nasional.
"Penguatan dua hal ini diyakini dapat memperbaiki struktur ekonomi nasional. Apalagi jika seluruh potensi sektor jasa keuangan dapat diintegrasikan, maka akan menghasilkan sinergi besar demi mendukung upaya pencapaian perekonomian berkelanjutan," ujar Dedy lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016