Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perusahaan Daerah Air Minum Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menetapkan status darurat air baku, seiring menurunnya debit air Waduk Manggar sebagai sumber air baku untuk produksi air bersih dari perusahaan tersebut.

"Debit sumber air baku PDAM semakin menipis. Saat ini, volume air Waduk Manggar tercatat 5,09 meter," kata Direktur PDAM Kota Balikpapan Haidir Effendi saat dihubungi di Balikpapan, Selasa.

Seiring penurunan debit air Waduk Manggar tersebut, PDAM Kota Balikpapan memberlakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan.

"Kami berlakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan mulai Senin (15/2) untuk memaksimalkan ketersediaan air baku di Waduk Manggar," jelas Haidir Effendi.

Sistem bergiliran untuk pendistribusian air kepada pelanggan itu, yakni tiga hari mengalir untuk Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Kampung Damai dan tiga hari mengalir untuk IPAM Batu Ampar.

Dengan melakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan tersebut, lanjut Haidir, persediaan air baku di Waduk Manggar bisa bertahan hingga 24 hari ke depan, karena jika tidak memberlakukan sistem bergiliran, air baku hanya mampu bertahan selama 11 hari.

"IPAM Kampung Baru melayani sekitar 41.000 pelanggan dan IPAM Batu Ampar sekitar 38.000 pelanggan, sehingga harus dilakukan sistem bergiliran pendistribusian agar bisa bertahan sampai turun hujan," ujarnya.

Haidar Effendi tidak dapat memastikan sampai kapan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan diberlakukan, karena tergantung dari curah hujan.

Namun, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi sampai akhir Maret 2016 belum akan turun hujan dengan curah tinggi di wilayah Kota Balikpapan. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016