Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Muhammad Adam mengatakan penyelamatan fasilitas olahraga bekas PON 2008 di komplek Stadion Utama Palaran, Samarinda, perlu menggandeng pihak ketiga untuk mengelola dan merawat sarana tersebut.
Muhammad Adam yang ditemui di Samarinda, Kamis, mengatakan pembiayaan perawatan sarana olahraga tersebut sangat besar, bahkan bila dihitung secara profesional bisa mencapai angka ratusan miliar rupiah.
"Dengan kondisi keuangan daerah yang masih normal saja tidak mungkin semuanya bisa diambilkan melalui dana APBD Kaltim. Apalagi dengan situasi sekarang, APBD Kaltim turun dan harus ada rasionalisasi," ujarnya.
Ada sembilan sarana olahraga di kompleks Stadion Utama Palaran, yaitu lapangan sepak bola, gedung bulu tangkis, lapangan tenis, sofbol, bisbol, kolam aquatic, lintasan sepatu roda, arena panjat tebing, serta gedung senam.
Adam menjelaskan bahwa bangunan megah komplek Stadion Utama Palaran berstandar internasional yang memiliki sembilan venue memang sangat minim perhatian dari pemerintah daerah.
"Komisi IV DPRD Kaltim sudah meninjau ke Palaran untuk melihat kondisi `venue` dan jelas kondisinya sama sekali tidak terawat. Terlebih ada gangguan dari aktivitas tambang di sekitar daerah itu," ungkap Adam.
Menurut Adam, fasilitas bangunan di komplek Stadion Utama Kaltim tersebut jauh dari pemeliharaan yang pantas, sehingga tidak terurus dan terkesan mangkrak.
"Ada beberapa aset-aset milik Pemprov Kaltim bekas PON 2008 terlantar. Kita harus sadari bahwa dulu membangun sebagai penunjang pelaksanaan PON, namun ketika telah usai pelaksanaan tidak siap untuk melakukan perawatan," tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Muhammad Adam yang ditemui di Samarinda, Kamis, mengatakan pembiayaan perawatan sarana olahraga tersebut sangat besar, bahkan bila dihitung secara profesional bisa mencapai angka ratusan miliar rupiah.
"Dengan kondisi keuangan daerah yang masih normal saja tidak mungkin semuanya bisa diambilkan melalui dana APBD Kaltim. Apalagi dengan situasi sekarang, APBD Kaltim turun dan harus ada rasionalisasi," ujarnya.
Ada sembilan sarana olahraga di kompleks Stadion Utama Palaran, yaitu lapangan sepak bola, gedung bulu tangkis, lapangan tenis, sofbol, bisbol, kolam aquatic, lintasan sepatu roda, arena panjat tebing, serta gedung senam.
Adam menjelaskan bahwa bangunan megah komplek Stadion Utama Palaran berstandar internasional yang memiliki sembilan venue memang sangat minim perhatian dari pemerintah daerah.
"Komisi IV DPRD Kaltim sudah meninjau ke Palaran untuk melihat kondisi `venue` dan jelas kondisinya sama sekali tidak terawat. Terlebih ada gangguan dari aktivitas tambang di sekitar daerah itu," ungkap Adam.
Menurut Adam, fasilitas bangunan di komplek Stadion Utama Kaltim tersebut jauh dari pemeliharaan yang pantas, sehingga tidak terurus dan terkesan mangkrak.
"Ada beberapa aset-aset milik Pemprov Kaltim bekas PON 2008 terlantar. Kita harus sadari bahwa dulu membangun sebagai penunjang pelaksanaan PON, namun ketika telah usai pelaksanaan tidak siap untuk melakukan perawatan," tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016