Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, terus memantau keberadaan ratusan mantan anggota kelompok Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar di Kecamatan Muara Pahu.

Kepala Sub Bidang Organisasi Politik, Organisasi Masyarakat dan Kelembagaan Kesbangpol Kutai Barat, Muhammad Imam Danuri, dihubungi dari Samarinda, Kamis sore, membenarkan adanya kawasan permukiman mantan anggota Gafatar di wilayah Kecamatan Muara Pahu.

"Kemarin (Rabu, 27/1), kami sudah memantau keberadaan mantan anggota kelompok Gafatar yang berada di wilayah Kecamatan Muara Pahu," ujar Imam Danuri.

Keberadaan kelompok ormas yang telah dinyatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai aliran sesat di wilayah Kabupaten Kutai Barat tersebut, terungkap dari pengakuan salah seorang mantan anggota kelompok Gafatar yang berhasil melarikan diri.

Bahkan, mantan anggota kelompok Gafatar yang mengaku berasal dari Gorontalo itu mengatakan, terdapat sekitar 6.000 orang yang berada di permukiman tersebut.

"Kalau jumlahnya kami tidak tahu secara pasti, tetapi dari hasil pemantauan tersebut jumlahnya ada sekitar 600 orang," kata Imam Danuri.

Dari pantauan Kesbangpol Kutai Barat, lanjutnya, aktivitas di kawasan permukiman mantan anggota kelompok Gafatar di Kecamatan Muara Pahu tersebut hanya berladang.

"Kawasan permukiman mantan anggota Gafatar itu terpisah dengan permukiman penduduk. Aktivitas mereka sehari-hari hanya berladang," ujar Imam Danuri.

Terkait adanya pengakuan salah seorang mantan anggota Gafatar yang berhasil kabur yang menyebut hasil dari kebun yang mereka garap akan digunakan membeli senjata, Muhammad Imam Danuri mengaku tidak melihat adanya indikasi tersebut.

"Dari pengamatan kami, mereka hanya berkebun dan tidak melihat adanya aktivitas yang mencurigakan. Sejauh ini, kami melihat tidak ada reaksi masyarakat terkait keberadaan permukiman mantan anggota kelompok Gafatar tersebut," katanya.

"Namun, keberadaan permukiman mantan anggota kelompok Gafatar tersebut dalam pengawasan kepolisian dan TNI, termasuk aparat desa dan pemerintah," ujar Imam Danuri.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016