Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Pusat Statistik mencatat penurunan indeks pada harga kelompok bahan makanan dan sandang memberi andil terjadinya deflasi sebesar 0,07 persen di Provinsi Kalimantan Timur pada November 2015.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Aden Gultom dalam keterangan tertulis di Samarinda, Selasa, menjelaskan indeks kelompok bahan makanan mengalami deflasi 1,22 persen, sementara kelompok sandang berdeflasi 0,05 persen.

"Deflasi terjadi karena ada penurunan indeks harga konsumen dari 125,20 pada Oktober menjadi 125,10 pada November," jelas Aden Gultom.

Adapun beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi selama November adalah kelompok makanan jadi 0,55 persen, kesehatan 0,22 persen, transportasi dan komunikasi 0,12 persen, pendidikan dan perumahan masing-masing 0,11 persen.

Hingga November 2015, lanjut Aden Gultom, inflasi Kaltim pada tahun kalender tercatat 3,80 persen, sedangkan inflasi "year on year" sebesar 6,33 persen atau lebih tinggi dibanding periode sama 2014 sebesar 5,69 persen.

Jika dirinci menurut kota, BPS Kaltim mencatat Kota Samarinda mengalami inflasi 0,26 persen, Balikpapan berdeflasi 0,54 persen dan Kota Tarakan berinflasi 0,05 persen.

Secara nasional, berdasarkan indeks harga konsumen di 82 kota pada November 2015, sebanyak 69 kota mengalami inflasi dan 13 kota lainnya berdeflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke, Papua, sebesar 2,35 persen dan terendah di Kota Ternate 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi tercatat di Pangkal Pinang yaitu 1,02 persen dan paling rendah di Manado 0,01 persen. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015