Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo Kota Samarinda, menggelar seminar "Tajong Samarinda" atau Sarung Samarinda sebagai upaya mencari solusi pemasaran kain tenun khas daerah itu.
Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo Samarinda HM Faisal di Samarinda, Kamis, mengatakan popularitas Sarung Samarinda sudah tembus hingga ke Malaysia, namun seiring terus berkembangnya sektor perdagangan, kain khas daerah itu masih kalah bersaing dengan bahan teksil lainnya yang mampu memproduksi dengan volume lebih besar.
"Popularitas Sarung Samarinda sudah tidak diragukan lagi, bahkan sudah dikenal hingga di Malaysia. Namun, di era perdagangan global saat ini, eksistensi kain tenun khas Samarinda ini harus lebih ditingkatkan agar memiliki daya saing dengan produk tekstil lainnya," ujar Faisal.
"Agar pesona kain tenun khas Samarinda dapat menembus pasar global, maka kami menggelar Seminar seni budaya dengan mengambil tema `Sarung Tajong Menembus Pasar Global` yang dilaksanakan di Ballroom Bank Indonesia Perwakilan Kaltim," katanya.
Seminar "Tajong Samarinda" itu menghadirkan tiga narasumber, yakni Ketua Dekranasda Samarinda Puji Setyowati, Rektor Universitas Widya Gama Prof Abdul Rachim serta dari Bank Indonesia.
"Seminar Sarung Samarinda yang digelar hari ini (Kamis) sebagai `soft opening` Festival Mahakam yang akan digelar mulai 6 hingga 8 November," kata Faisal.
Seminar yang menitikberatkan pada tema "Sarung Tajong", menurut Faisal, karena hampir seluruh masyarakat di Indonesia sudah mengenal sarung khas Kota Samarinda tersebut.
"Bahkan, dari Sabang hingga Marauke mengakui sarung terbaik di Indonesia saat ini ada di Samarinda. Namun, sayangnya dengan nama yang terkenal itu tetapi tidak dibarengi pasar yang baik, sehingga sebagai upaya memecahkan masalah pemasaran tersebut kami seminarkan," ujar Faisal.
Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo Samarinda kata Faisal, beberapa tahun terakhir telah melakukan strategi agar peminat bahan tenun Sarung Samarinda bisa tembus ke pasar global.
Strategi yang dilakukan tersebut lanjut Faisal diantaranya, merancang bahan sarung menjadi busana serta melakukan pelatihan IT atau teknologi informasi kepada para pengrajin agar bisa menjual secara online.
"Strategi itu kami lakukan karena ada cita-cita yang besar yakni, agar bahan `Tajong Samarinda` bisa menembus pasar global," kata Faisal.
Harapan Besar
Sementara, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail ketika membuka seminar tersebut menaruh harapan besar kepada narasumber agar melalui seminar tersebut, banyak memberi masukan yang bisa langsung ditindaklanjuti agar harapan yang dinginkan bisa segera terwujud.
Terkait strategi pemasaran, Nusyirwan Ismail mengaku sependapat dengan Rektor Widyagama Prof Abdul Rachim yang mengharapkan agar pemuda maupun mahasiswa di Samarinda bisa dilibatkan dalam ikut mempromosikan kain tenun tersebut.
"Pelibatan pemuda dan mahasiswa, juga bagian dari potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ikut dalam mengembangkan salah satu ikon budaya di Samarinda. Karena mencintai produk budaya sendiri memang patut dipopulerkan ke generasi muda," ujar Nusyirwan Ismail.
Apalagi, dengan perpaduan dan desain kekinian, menurut dia, motif Sarung Samarinda tidak lagi aneh jika dikenakan sebagai busana sehari-hari.
"Bahkan, saya perhatikan promosinya juga sudah merambah ke dunia modeling dan secara online sehingga ini tentu menjadi langkah yang baik dan terobosan jitu dalam meningkatkan penghasilan para pengrajin itu sendiri," kata Nusyirwan Ismail.
Kain tenun khas Samarinda kata Nusyirwan Ismail, juga sudah dipatenkan sebagai salah satu seragam kerja oleh sejumlah perusahaan di daerah itu.
"Beberapa perusahaan swasta sudah mematenkan kain Sarung Samarinda sebagai salah satu seragam kerja sehingga secara langsung, mereka juga ikut dalam mengembangkan produk pariwisata di daerah ini," ujar Nusyirwan Ismail. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo Samarinda HM Faisal di Samarinda, Kamis, mengatakan popularitas Sarung Samarinda sudah tembus hingga ke Malaysia, namun seiring terus berkembangnya sektor perdagangan, kain khas daerah itu masih kalah bersaing dengan bahan teksil lainnya yang mampu memproduksi dengan volume lebih besar.
"Popularitas Sarung Samarinda sudah tidak diragukan lagi, bahkan sudah dikenal hingga di Malaysia. Namun, di era perdagangan global saat ini, eksistensi kain tenun khas Samarinda ini harus lebih ditingkatkan agar memiliki daya saing dengan produk tekstil lainnya," ujar Faisal.
"Agar pesona kain tenun khas Samarinda dapat menembus pasar global, maka kami menggelar Seminar seni budaya dengan mengambil tema `Sarung Tajong Menembus Pasar Global` yang dilaksanakan di Ballroom Bank Indonesia Perwakilan Kaltim," katanya.
Seminar "Tajong Samarinda" itu menghadirkan tiga narasumber, yakni Ketua Dekranasda Samarinda Puji Setyowati, Rektor Universitas Widya Gama Prof Abdul Rachim serta dari Bank Indonesia.
"Seminar Sarung Samarinda yang digelar hari ini (Kamis) sebagai `soft opening` Festival Mahakam yang akan digelar mulai 6 hingga 8 November," kata Faisal.
Seminar yang menitikberatkan pada tema "Sarung Tajong", menurut Faisal, karena hampir seluruh masyarakat di Indonesia sudah mengenal sarung khas Kota Samarinda tersebut.
"Bahkan, dari Sabang hingga Marauke mengakui sarung terbaik di Indonesia saat ini ada di Samarinda. Namun, sayangnya dengan nama yang terkenal itu tetapi tidak dibarengi pasar yang baik, sehingga sebagai upaya memecahkan masalah pemasaran tersebut kami seminarkan," ujar Faisal.
Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo Samarinda kata Faisal, beberapa tahun terakhir telah melakukan strategi agar peminat bahan tenun Sarung Samarinda bisa tembus ke pasar global.
Strategi yang dilakukan tersebut lanjut Faisal diantaranya, merancang bahan sarung menjadi busana serta melakukan pelatihan IT atau teknologi informasi kepada para pengrajin agar bisa menjual secara online.
"Strategi itu kami lakukan karena ada cita-cita yang besar yakni, agar bahan `Tajong Samarinda` bisa menembus pasar global," kata Faisal.
Harapan Besar
Sementara, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail ketika membuka seminar tersebut menaruh harapan besar kepada narasumber agar melalui seminar tersebut, banyak memberi masukan yang bisa langsung ditindaklanjuti agar harapan yang dinginkan bisa segera terwujud.
Terkait strategi pemasaran, Nusyirwan Ismail mengaku sependapat dengan Rektor Widyagama Prof Abdul Rachim yang mengharapkan agar pemuda maupun mahasiswa di Samarinda bisa dilibatkan dalam ikut mempromosikan kain tenun tersebut.
"Pelibatan pemuda dan mahasiswa, juga bagian dari potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ikut dalam mengembangkan salah satu ikon budaya di Samarinda. Karena mencintai produk budaya sendiri memang patut dipopulerkan ke generasi muda," ujar Nusyirwan Ismail.
Apalagi, dengan perpaduan dan desain kekinian, menurut dia, motif Sarung Samarinda tidak lagi aneh jika dikenakan sebagai busana sehari-hari.
"Bahkan, saya perhatikan promosinya juga sudah merambah ke dunia modeling dan secara online sehingga ini tentu menjadi langkah yang baik dan terobosan jitu dalam meningkatkan penghasilan para pengrajin itu sendiri," kata Nusyirwan Ismail.
Kain tenun khas Samarinda kata Nusyirwan Ismail, juga sudah dipatenkan sebagai salah satu seragam kerja oleh sejumlah perusahaan di daerah itu.
"Beberapa perusahaan swasta sudah mematenkan kain Sarung Samarinda sebagai salah satu seragam kerja sehingga secara langsung, mereka juga ikut dalam mengembangkan produk pariwisata di daerah ini," ujar Nusyirwan Ismail. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015