Bontang (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Bontang Adi Darma, Senin, meninjau perkembangan pembangunan akses jalan menuju bandara perintis yang hingga kini sudah mencapai 43 persen.
Menurut wali kota, pengerjaan akses jalan dengan lebar 22 meter itu sudah sekitar 575 meter dari 675 meter yang ditargetkan dan kelanjutan kekurangannya masih menunggu persetujuan PT Indominco, karena akses tersebut melewati jalur tambang.
"Untuk saat ini kita sudah menyelesaikan akses jalan sepanjang 575 meter dan selanjutnya akan dilanjutkan pada 2016," katanya.
Saat ini, lanjut Adi Darma, Pemkot Bontang berkonsentrasi untuk pembebasan lahan warga dan sudah ada sebagian yang diselesaikan.
Menurut ia, sudah ada dilirik dari investor luar negeri yang berminat menjadi pengelola bandara perintis itu.
"Sudah dilirik investor dari Korea, makanya kita berkonsentrasi dalam pembebasan lahannya dulu. Tinggal selangkah lagi bandara perintis dilanjutkan pengerjaannya," katanya.
Adi Darma menambahkan Pemkot Bontang telah mengantongi beberapa izin dari pemerintah untuk pembangunan bandara perintis.
Terkait nilai jual ganti rugi lahan warga, Wali Kota menyatakan akan ada tim independen yang akan melakukan penilaian.
"Ada tim 'appraisal" (penilai) yang akan melakukan negosiasi terkait dengan pembebasan lahan bandara perintis yang luasnya mencapai 92 hektare, termasuk besaran ganti rugi yang pantas dan layak," tambahnya.
Jika pembangunan bandara perintis telah selesai, Adi Darma optimistis banyak dampak positif bagi Kota Bontang akan semakin maju, karena bandara yang ada di Badak LNG dialihkan ke bandara tersebut.
"Bandara perintis ini sudah dilakukan studi kelayakan, sehingga pengerjaannya terus dioptimalkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Bontang dalam mempermudah akses udara maupun pelabuhan," katanya. (Adv/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Menurut wali kota, pengerjaan akses jalan dengan lebar 22 meter itu sudah sekitar 575 meter dari 675 meter yang ditargetkan dan kelanjutan kekurangannya masih menunggu persetujuan PT Indominco, karena akses tersebut melewati jalur tambang.
"Untuk saat ini kita sudah menyelesaikan akses jalan sepanjang 575 meter dan selanjutnya akan dilanjutkan pada 2016," katanya.
Saat ini, lanjut Adi Darma, Pemkot Bontang berkonsentrasi untuk pembebasan lahan warga dan sudah ada sebagian yang diselesaikan.
Menurut ia, sudah ada dilirik dari investor luar negeri yang berminat menjadi pengelola bandara perintis itu.
"Sudah dilirik investor dari Korea, makanya kita berkonsentrasi dalam pembebasan lahannya dulu. Tinggal selangkah lagi bandara perintis dilanjutkan pengerjaannya," katanya.
Adi Darma menambahkan Pemkot Bontang telah mengantongi beberapa izin dari pemerintah untuk pembangunan bandara perintis.
Terkait nilai jual ganti rugi lahan warga, Wali Kota menyatakan akan ada tim independen yang akan melakukan penilaian.
"Ada tim 'appraisal" (penilai) yang akan melakukan negosiasi terkait dengan pembebasan lahan bandara perintis yang luasnya mencapai 92 hektare, termasuk besaran ganti rugi yang pantas dan layak," tambahnya.
Jika pembangunan bandara perintis telah selesai, Adi Darma optimistis banyak dampak positif bagi Kota Bontang akan semakin maju, karena bandara yang ada di Badak LNG dialihkan ke bandara tersebut.
"Bandara perintis ini sudah dilakukan studi kelayakan, sehingga pengerjaannya terus dioptimalkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Bontang dalam mempermudah akses udara maupun pelabuhan," katanya. (Adv/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015