Samarinda (ANTARA Kaltim) - Bandar Udara Paser di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, ditargetkan tuntas dan dapat dioperasionalkan pada 2016, karena saat ini sudah dalam proses pekerjaan sisi utara berupa landasan pacu (run way) sepanjang 1.800 meter.
"Bandara tersebut dibangun di atas lahan seluas 213 hektare (ha) di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Pembangunan bandara ini merupakan kebutuhan warga untuk mempercepat ekonomi dan kenyamanan transportasi," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Zairin Zain di Samarinda, Sabtu.
Menurutnya, Bandara Paser ke depan akan menjadi urat nadi terhadap geliat pembangunan bagi kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan tersebut.
Kehadiran bandara diyakini akan mampu mendukung pengembangan ekonomi masyarakat Paser, karena akses transportasi antardaerah sudah dilengkapi dengan transportasi udara, sehingga jika ada masyarakat maupun investor yang ingin perjalanannya lebih cepat, maka dapat menggunakan bandara tersebut.
Bandara Paser dibangun sejak 2013 dengan target panjang landasan mencapai 1.800 meter. Bandara tersebut menjadi salah satu dari 20 bandara yang tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Kaltim, termasuk bandara di kawasan perbatasan yang juga terus dikebut penyelesaiannya.
Pembangunan Bandara Paser merupakan salah satu program yang menjadi titik berat dalam fokus program Pemprov Kaltim terkait infrastruktur.
Berdasarkan perencanaan anggaran tahun 2013, untuk pembangunan apron, taxiway, runway, runway strip, jalan inspeksi dan jalan ground support equipment (GSE) dibutuhkan dana Rp41 miliar dengan rincian Rp27 miliar bersumber dari APBD Kabupaten Paser dan Rp14,5 milaar dari APBD Provinsi Kaltim.
Pembangunan Bandara Tana Paser dilaksanakan dengan pola "multiyears contract" atau dianggarkan secara tahun jamak selama lima tahun dari 2011 hingga 2015 dengan total anggaran Rp482,7 miliar baik dari APBD Paser, APBD Kaltim, maupun APBN.
Ke depan pembangunan bandara oleh pemerintah mampu mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat Paser, mengingat dengan adanya bandara, maka masyarakat bukan hanya dapat memanfaatkan untuk kebutuhan transportasi, tetapi juga akan muncul berbagai kegiatan ekonomi di sekitar bandara.
Diharapkan pembangunan bandara tersebut tidak mengecewakan masyarakat Paser, karena jalan poros Kabupaten Paser menuju Penajam Paser Utara (PPU) kemudian dilanjutkan ke Balikpapan jarak tempuhnya cukup lama dengan kisaran empat jam.
"Apalagi Kabupaten Paser merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kalimantan Selatan yang merupakan bagian dari Trans Kalimantan, sehingga pengembangan infrastruktur menjadi salah satu program priorotas," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Bandara tersebut dibangun di atas lahan seluas 213 hektare (ha) di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Pembangunan bandara ini merupakan kebutuhan warga untuk mempercepat ekonomi dan kenyamanan transportasi," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Zairin Zain di Samarinda, Sabtu.
Menurutnya, Bandara Paser ke depan akan menjadi urat nadi terhadap geliat pembangunan bagi kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan tersebut.
Kehadiran bandara diyakini akan mampu mendukung pengembangan ekonomi masyarakat Paser, karena akses transportasi antardaerah sudah dilengkapi dengan transportasi udara, sehingga jika ada masyarakat maupun investor yang ingin perjalanannya lebih cepat, maka dapat menggunakan bandara tersebut.
Bandara Paser dibangun sejak 2013 dengan target panjang landasan mencapai 1.800 meter. Bandara tersebut menjadi salah satu dari 20 bandara yang tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Kaltim, termasuk bandara di kawasan perbatasan yang juga terus dikebut penyelesaiannya.
Pembangunan Bandara Paser merupakan salah satu program yang menjadi titik berat dalam fokus program Pemprov Kaltim terkait infrastruktur.
Berdasarkan perencanaan anggaran tahun 2013, untuk pembangunan apron, taxiway, runway, runway strip, jalan inspeksi dan jalan ground support equipment (GSE) dibutuhkan dana Rp41 miliar dengan rincian Rp27 miliar bersumber dari APBD Kabupaten Paser dan Rp14,5 milaar dari APBD Provinsi Kaltim.
Pembangunan Bandara Tana Paser dilaksanakan dengan pola "multiyears contract" atau dianggarkan secara tahun jamak selama lima tahun dari 2011 hingga 2015 dengan total anggaran Rp482,7 miliar baik dari APBD Paser, APBD Kaltim, maupun APBN.
Ke depan pembangunan bandara oleh pemerintah mampu mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat Paser, mengingat dengan adanya bandara, maka masyarakat bukan hanya dapat memanfaatkan untuk kebutuhan transportasi, tetapi juga akan muncul berbagai kegiatan ekonomi di sekitar bandara.
Diharapkan pembangunan bandara tersebut tidak mengecewakan masyarakat Paser, karena jalan poros Kabupaten Paser menuju Penajam Paser Utara (PPU) kemudian dilanjutkan ke Balikpapan jarak tempuhnya cukup lama dengan kisaran empat jam.
"Apalagi Kabupaten Paser merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kalimantan Selatan yang merupakan bagian dari Trans Kalimantan, sehingga pengembangan infrastruktur menjadi salah satu program priorotas," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015