Bontang (ANTARA Kaltim) - Komisi III DPRD Kota Bontang, Kalimantan Timur, mengancam akan mengganti kontraktor pelaksana proyek sarana gedung olah raga atau "sport center" di Lhoktuan, Kecamatan Bontang Utara, jika tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai kesepakatan awal.
Anggota Komisi III DPRD Kota Bontang, Dahnial saat dihubungi di Bontang, Kamis, mengatakan pihaknya menduga kontraktor yang bekerja saat ini tidak siap melakukan pembangunan itu, karena hanya menunggu kucuran dana dari Pemkot Bontang.
"Anggaran sudah masuk sekitar Rp7 miliar, akan tetapi progres pekerjaan baru 31 persen hingga minggu ke-4. Seharusnya sesuai target sudah 39 persen. Kami khawatir proyek tersebut jika dibiarkan akan molor, sehingga akan menambah silpa (sisa lebih penggunaan anggaran)," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Dahnial, pihaknya menyiasatinya dengan mengalihkan kepada kontraktor yang lebih layak, apabila pihak kontraktor yang sekarang pekerjaannya tidak sesuai dengan progres di lapangan.
Dahnial mengungkapkan anggaran yang telah dipakai mencapai Rp3,9 miliar dengan progres pekerjaan hanya 31 persen, sedangkan dari perhitungan seharusnya mencapai 39 persen. Hal ini berarti pihak kontraktor tidak siap dengan finansial, karena hanya menunggu dana dari pemkot.
"Kami menduga kontraktor tidak siap dalam hal finansial, karena hanya berharap anggaran dari Pemkot Bontang. Kalau yang dilakukan itu benar, tentunya semua perusahaan juga bisa melakukan itu," katanya
Selain pekerjaan proyek sarana olah raga, Dahnial juga menyoroti para pekerja di lapangan yang berjumlah hanya 40 orang. Padahal seharusnya pekerja ditambah untuk mempercepat penyelesaian proyek itu.
"Yang saya lihat di lapangan pekerjanya hanya 40 orang. Jika dibandingkan dengan proyek senilai Rp18 miliar itu, kami rasa itu mustahil. Makanya dalam pertemuan dengan DPU (Dinas Pekerjaan Umum), kami minta segera menambah pekerja di lapangan karena sudah melewati target awal," tambahnya.
Dalam waktu dekat, Komisi III akan melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan apakah pekerjaan proyek itu sesuai dengan kesepakatan awal atau tidak.
"Kita lihat nanti kalau memang pekerjaan itu masih stagnan, kami akan telusuri. Kalau memang benar, maka kita akan rapatkan dan mengambil opsi yang lain agar pekerjaan itu selesai tepat waktu pada Desember mendatang," tegas Dahnial. (Adv/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Anggota Komisi III DPRD Kota Bontang, Dahnial saat dihubungi di Bontang, Kamis, mengatakan pihaknya menduga kontraktor yang bekerja saat ini tidak siap melakukan pembangunan itu, karena hanya menunggu kucuran dana dari Pemkot Bontang.
"Anggaran sudah masuk sekitar Rp7 miliar, akan tetapi progres pekerjaan baru 31 persen hingga minggu ke-4. Seharusnya sesuai target sudah 39 persen. Kami khawatir proyek tersebut jika dibiarkan akan molor, sehingga akan menambah silpa (sisa lebih penggunaan anggaran)," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Dahnial, pihaknya menyiasatinya dengan mengalihkan kepada kontraktor yang lebih layak, apabila pihak kontraktor yang sekarang pekerjaannya tidak sesuai dengan progres di lapangan.
Dahnial mengungkapkan anggaran yang telah dipakai mencapai Rp3,9 miliar dengan progres pekerjaan hanya 31 persen, sedangkan dari perhitungan seharusnya mencapai 39 persen. Hal ini berarti pihak kontraktor tidak siap dengan finansial, karena hanya menunggu dana dari pemkot.
"Kami menduga kontraktor tidak siap dalam hal finansial, karena hanya berharap anggaran dari Pemkot Bontang. Kalau yang dilakukan itu benar, tentunya semua perusahaan juga bisa melakukan itu," katanya
Selain pekerjaan proyek sarana olah raga, Dahnial juga menyoroti para pekerja di lapangan yang berjumlah hanya 40 orang. Padahal seharusnya pekerja ditambah untuk mempercepat penyelesaian proyek itu.
"Yang saya lihat di lapangan pekerjanya hanya 40 orang. Jika dibandingkan dengan proyek senilai Rp18 miliar itu, kami rasa itu mustahil. Makanya dalam pertemuan dengan DPU (Dinas Pekerjaan Umum), kami minta segera menambah pekerja di lapangan karena sudah melewati target awal," tambahnya.
Dalam waktu dekat, Komisi III akan melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan apakah pekerjaan proyek itu sesuai dengan kesepakatan awal atau tidak.
"Kita lihat nanti kalau memang pekerjaan itu masih stagnan, kami akan telusuri. Kalau memang benar, maka kita akan rapatkan dan mengambil opsi yang lain agar pekerjaan itu selesai tepat waktu pada Desember mendatang," tegas Dahnial. (Adv/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015