Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Pusat meminta kepada Pemprov Kalimantan Timur agar meja biliar eks PON Kaltim 2008 yang masih disimpan di gudang, bisa dipinjamkan atau dititipkan kepada pengurus biliar setempat.

"Harga meja biliar yang mahal itu kalau disimpan di gudang terus pasti akan rusak. Jadi sebaiknya dititipkan saja kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) POBSI Kaltim," kata Ketua Harian PB POBSI Brigjen Abdul Hafil Fuddin saat mengunjungi Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim di Samarinda, Kamis.

Menurutnya, meja biliar yang harganya mahal itu lebih baik difungsikan dan dimanfaatkan oleh Pengprov POBSI Kaltim untuk pembinaan prestasi atlet, ketimbang harus rusak karena disimpan.

Apabila dititipkan pada Pengprov, maka manfaatnya akan luar biasa bagi peningkatan kualitas atlet biliar. Kemudian Pengprov POBSI juga diberi tanggung jawab untuk memeliharanya ketimbang lama di dalam gudang yang juga pasti akan rusak dan lapuk.

Begitu juga dengan sejumlah peralatan olah raga lain bekas pengadaan untuk PON 2008 Kaltim, sebaiknya dititipkan kepada masing-masing Pengprov agar peralatan tersebut bermanfaat dan tidak rusak sia-sia.

Di sisi lain, dia juga meminta kepada Pengprov POBSI Kaltim dan Kaltara untuk melakukan pembinaan dan regenerasi terhadap atlet biliar, agar para atlet biliar tidak hanya lahir dari biliar hiburan, tetapi benar-benar lahir dari pebiliar prestasi.

Dia mengakui bahwa selama ini masih ada masyarakat yang menilai biliar merupakan olah raga negatif karena lebih cenderung pada dunia hiburan, padahal tidak harus demikian karena biliar juga merupakan olah raga prestasi.

"Biliar memang bisa dianggap negatif kalau berada di tempat hiburan, tetapi kalau biliar yang dibina oleh PB POBSI dan masing-masing Pengda atau Pengprov adalah biliar sebagai olah raga prestasi, sehingga dalam ruangan itu tidak boleh ada minuman keras dan hal-hal negatif lain," katanya.

Hafil juga meminta kepada masing-masing Pengprov agar benar-benar serius mencari dan membina pebiliar muda, sehingga ke depan akan ada yang menggantikan pemain baru jika pemain yang ada sekarang sudah tua.

"Saya tekankan kepada semua Pengprov, jangan sekali-kali membeli atlet yang sudah jadi dari daerah lain, tetapi harus melakukan pembinaan sejak dini supaya akan terus bisa membela nama daerah. Kalau kita beli, pasti akan hilang setelah turnamen," kata Hafil. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015