Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus menekankan kepada warganya untuk selalu melestarikan budaya gotong royong, karena hal ini sebenarnya menjadi ciri khas budaya bangsa yang sudah tumbuh sejak zaman bahari.

"Budaya gotong royong sebenarnya menjadi budaya kita sejak dulu, tetapi dalam beberapa tahun ini memang mulai ditinggalkan," ujar Kabid Ketahanan Masyarakat dan Sosial Budaya, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kaltim Musa Ibrahim di Samarinda, Jumat.

Mengingat budaya gotong royong yang mulai ditinggalkan, maka pada 21 April mendatang Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak akan mencanangkan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), agar momentum pencanangan itu menjadi penyemangat warga dalam mengintensifkan kembali budaya gotong royong.

Acara pencanangan BBGRM rencananya dipusatkan di Taman Budaya Sendawar, Kabupaten Kutai Barat. Acara tersebut akan dihadiri bupati dan wali kota se- Kaltim, termasuk sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Kaltim dan kabupaten/kota.

Menurut Musa, setelah pencanangan BBGRM di Kutai Barat tersebut, selanjutnya pelaksanaan gotong royong di seluruh Kaltim dilakukan selama satu bulan penuh selama Mei 2015.

Dalam penerapan gotong royong di lingkungan masing-masing, lanjut dia, Provinsi Kaltim termasuk daerah yang unggul di tingkat nasional.

Hal ini telah dibuktikan pada 2014 dengan masuknya Desa Gas Alam di Kecamatan Muara Badak yang berhasil menjadi pemenang harapan III se- Indonsia. Kemudian Kelurahan Manggar di Kota Balikpapan berhasil menjadi pemenang harapan II nasional.

Dia melanjutkan, upaya lain yang harus dilakukan pemerintah pusat hingga daerah dalam mengintensifkan kembali budaya gotong royong, di antaranya dengan memberikan insentif kepada masyarakat, sehingga insentif yang nilainya tidak seberapa itu dapat digunakan masyarakat untuk biaya makan dan minum ketika melakukan gotong royong.

Menurutnya, masing-masing negara telah memiliki budaya yang mampu membuat negara itu maju, seperti warga Jepang yang akan malu jika tidak bekerja. Ini berarti warga Indonesia juga harus malu jika tidak mau ikut gotong royong demi kemajuan lingkungannya sendiri.    (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015