Pemerintah Kota Balikpapan menyiapkan pola kerja yang lebih terukur dan responsif untuk proyek drainase Jalan Ahmad Yani, Balikpapan Tengah.

“Pola kerja harus disesuaikan dengan kondisi sekitar. Jangan sampai ganggu usaha dan lalu lintas warga,” kata Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo saat meninjau proyek tersebut, Minggu (20/7/2025).

Dia mengatakan penataan proyek bertujuan kegiatan warga tetap berjalan normal saat pengerjaan infrastruktur penanganan banjir tersebut.

Proyek senilai Rp9,8 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 itu membentang sepanjang 475 meter di kawasan padat arus kendaraan dan deretan pertokoan.

Bagus menekankan arti penting pola pengerjaan simultan untuk menghindari pembongkaran yang terlalu lama.

“Jangan bongkar semua dulu baru cor belakangan. Kerjakan bertahap. Bongkar satu segmen, langsung cor, supaya aktivitas usaha tetap jalan,” katanya.

Proyek sebelumnya, lanjut Bagus, menimbulkan keluhan karena menghambat kegiatan ekonomi pelaku usaha. Dia tidak berkenan keluhan itu terulang.

“Itu kawasan usaha. Kami bantu selesaikan drainase tanpa mengorbankan penghidupan mereka,” ujarnya.

Keselamatan kerja

Selain metode kerja, aspek keselamatan juga mendapat perhatian serius oleh Bagus.

Dia meminta setiap pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri, mulai dari helm, rompi, hingga sepatu boot.

“Semua pekerja harus standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Jangan ada yang abaikan perlindungan diri,” katanya.

Aspek keselamatan itu termasuk lalu lintas, mengingat lokasi tersebut merupakan salah satu jalan utama dan padat lalu lintas. Wakil wali kota menginstruksikan pemasangan barikade agar kendaraan yang melintas tetap aman.

“Setelah jam sembilan malam, arus kendaraan sudah turun. Gunakan waktu itu agar tidak ganggu pengendara,” ujarnya tentang operasional truk pengangkut semen

Target proyek

Pelaksanaan proyek tersebut, menurutnya, masih tertinggal 10 persen dari target 12 persen hingga pertengahan Juli 2025.

Bagus meminta percepatan, dalam arti kontrak memang berakhir Desember, tapi diharapkan selesai lebih awal. “Kalau bisa Oktober rampung. Jangan tunggu sampai akhir tahun,” katanya.

Penataan tiang listrik dan kabel jaringan optik dalam jalur drainase juga perlu diatur agar proyek dapat selesai sebelum Desember.

“Harus jelas kapan (listrik dan kabel optik) dibongkar dan dipindah. Jangan saling tunggu,” tegasnya.

Agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan, Bagus minta pejabat pembuat komitmen (PPK), kontraktor, dan konsultan saling mengingatkan dan berjalan searah.

“Semua harus kompak. Jangan kerja sendiri-sendiri,” tutupnya. (Adv).

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025