Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak meminta masyarakat dan pihak terkait tidak berpolemik tentang rencana pembangunan Trans Studio Samarinda karena dikhawatirkan investornya terganggu dan membatalkan niatnya.
"Jangan polemikkan soal kemacetan lalu lintas di Jalan Bhayangkara Samarinda jika ada Trans Studia, karena kami bersama Pemkot Samarinda sudah merencanakan pembuatan jalan layang di lokasi itu," katanya di Samarinda, Senin.
Menurutnya, sudah ada solusi yang disepakati Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda membangun jalan layang (flyover), yakni mulai Jalan Bhayangkara sampai Jalan Pahlawan sehingga dia menjamin tidak akan macet.
Bahkan katanya, bila perlu dia akan melebarkan jalan mulai dari Jalan Awang Long hingga Jalan Bhayangkara dengan menggunakan APBD Perubahan.
Khusus untuk pembangunan jalan layang, gubernur mengaku sudah ada investor yang siap mendanai proyek pembangunannya. Pelaksanannya menggunakan pola "turnkey project" atau investor yang mengeluarkan biaya dulu, kemudian dibayar pemerintah setelah flyover rampung.
Dia bahkan menyarankan segera dilakukan peletakan batu pertama untuk memulai pelaksanaan kegiatannya, agar beberapa pihak tidak meributkan soal kemacetan.
Dia menilai Samarinda akan lebih cepat berkembang jika ada Trans Studia, seperti Bandung yang terjadi perkembangan pesat sejak adanya Trans Studio.
Melihat perkembangan di Bandung lanjut dia, banyak orang ke kota itu hanya untuk berwisata bersama keluarga dan rekan ke Trans Studio dan belanja. Itu sebabnya di Kaltim juga harus bisa seperti itu, sehingga dari Malaysia ada Airasia yang turun di Samarinda membawa turis.
"Saya minta segera hentikan polemik tentang Trans Studio Samarinda. Tidak ada wacana pindah lokasi dan sebagainya karena penetapan lokasi itu merupakan keinginan dari investor Trasncorp," katanya.
Transcorp sebagai pemilik modal lanjut dia, menilai lokasi pembangunan yang merupakan aset Pemprov Kaltim pada eks Hotel Lamin Indah, Jalan Bhayangkara Samarinda tersebut, merupakan titik yang strategis karena berada tepat di jantung Kota Samarinda.
Dia khawatir peluang emas yang ditawarkan Transcorp menghadirkan wahana permainan keluarga terbesar di Indonesia ini hilang jika terus-terusan berpolemik, karena selain Kaltim, sudah ada delapan provinsi lain yang menginginkan pembangunan Trans Studio.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Jangan polemikkan soal kemacetan lalu lintas di Jalan Bhayangkara Samarinda jika ada Trans Studia, karena kami bersama Pemkot Samarinda sudah merencanakan pembuatan jalan layang di lokasi itu," katanya di Samarinda, Senin.
Menurutnya, sudah ada solusi yang disepakati Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda membangun jalan layang (flyover), yakni mulai Jalan Bhayangkara sampai Jalan Pahlawan sehingga dia menjamin tidak akan macet.
Bahkan katanya, bila perlu dia akan melebarkan jalan mulai dari Jalan Awang Long hingga Jalan Bhayangkara dengan menggunakan APBD Perubahan.
Khusus untuk pembangunan jalan layang, gubernur mengaku sudah ada investor yang siap mendanai proyek pembangunannya. Pelaksanannya menggunakan pola "turnkey project" atau investor yang mengeluarkan biaya dulu, kemudian dibayar pemerintah setelah flyover rampung.
Dia bahkan menyarankan segera dilakukan peletakan batu pertama untuk memulai pelaksanaan kegiatannya, agar beberapa pihak tidak meributkan soal kemacetan.
Dia menilai Samarinda akan lebih cepat berkembang jika ada Trans Studia, seperti Bandung yang terjadi perkembangan pesat sejak adanya Trans Studio.
Melihat perkembangan di Bandung lanjut dia, banyak orang ke kota itu hanya untuk berwisata bersama keluarga dan rekan ke Trans Studio dan belanja. Itu sebabnya di Kaltim juga harus bisa seperti itu, sehingga dari Malaysia ada Airasia yang turun di Samarinda membawa turis.
"Saya minta segera hentikan polemik tentang Trans Studio Samarinda. Tidak ada wacana pindah lokasi dan sebagainya karena penetapan lokasi itu merupakan keinginan dari investor Trasncorp," katanya.
Transcorp sebagai pemilik modal lanjut dia, menilai lokasi pembangunan yang merupakan aset Pemprov Kaltim pada eks Hotel Lamin Indah, Jalan Bhayangkara Samarinda tersebut, merupakan titik yang strategis karena berada tepat di jantung Kota Samarinda.
Dia khawatir peluang emas yang ditawarkan Transcorp menghadirkan wahana permainan keluarga terbesar di Indonesia ini hilang jika terus-terusan berpolemik, karena selain Kaltim, sudah ada delapan provinsi lain yang menginginkan pembangunan Trans Studio.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015