Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Muhammad Raihan Saputra (9) adalah korban ke-9 yang tewas tenggelam di kolam bekas tambang di Samarinda sejak 2011, kata aktivis Jaringan Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, Theresia Jari.
"Sejak 13 Juli 2011, ada lima kejadian dengan korban tewas sembilan orang dan seluruhnya anak-anak," kata Theresia Jari, di Samarinda, Selasa.
Raihan tewas pada Senin (22/12) di kolam bekas tambang batu bara PT Graha Banua Etam di Sempaja Utara, Samarinda.
Tubuhnya ditemukan tenggelam pada kedalaman delapan meter.
Jatam membuat daftar kejadian-kejadian tersebut dan dalam daftar itu disebutkan nama korban, tanggal kejadian, lokasi kejadian, dan hasil penanganannya oleh pihak berwenang.
Pada 13 Juli 2011, tiga anak tewas bersama di lubang bekas tambang batubara milik Hymco Coal. Atas tewasnya Miftahul Jannah, Junaidi dan Ramadhani serta Pemkot Samarinda memberi sejumlah uang yang disebut tali asih.
Lima bulan kemudian, sepasang anak usia enam tahun, Eza dan Ema, ditemukan tidak bernyawa di kolam bekas tambang batu bara PT Panca Prima Mining pada 24 Desember 2011 dekat perumahan Sambutan Idaman Permai, Pelita 7, Samarinda. Pemkot menganggap masalahnya selesai dengan memberi uang santunan.
"Dua kejadian yang relatif dekat waktunya membuat masyarakat waspada. Namun karena akar masalahnya tidak diselesaikan, anak tewas di lubang tambang tetap terjadi, walau setahun kemudian," kata Theresia.
Pada 25 Desember 2012, nasib malang menimpa Maulana Mahendra, 11 tahun. Maulana tewas tenggelam di galian bekas tambang batu bara milik Said Darmadi di Blok B RT 18 Simpang Pasir, Palaran, Samarinda. Kolam bekas tambang ini sebetulnya relatif dangkal, hanya sedalam 150 cm dan luasan 10X10 meter namun karena Maulana tidak sempat ditolong saat terjebak lumpur di dasar kolam, ia pun akhirnya tewas tenggelam.
"Kami tidak tahu perkembangan kasusnya yang diusut secara pidana oleh kepolisian," ujarnya.
Kejadian terakhir sebelum kasus Raihan menimpa Nadia Zaskia Putri, murid kelas 5 SD yang meninggal tenggelam di galian bekas tambang batubara PT Cahaya Ramadhan di RT 48 Kelurahan Rawa Makmur, Palaran, Samarinda.
Tidak ada kasus hukum dari tewasnya Nadia, namun dikabarkan keluarga mendapat santunan.
"Nadia tewas tepat sehari sebelum pemilu legislatif lalu. Ia tenggelam pada 8 April 2014," ucap Theresia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Sejak 13 Juli 2011, ada lima kejadian dengan korban tewas sembilan orang dan seluruhnya anak-anak," kata Theresia Jari, di Samarinda, Selasa.
Raihan tewas pada Senin (22/12) di kolam bekas tambang batu bara PT Graha Banua Etam di Sempaja Utara, Samarinda.
Tubuhnya ditemukan tenggelam pada kedalaman delapan meter.
Jatam membuat daftar kejadian-kejadian tersebut dan dalam daftar itu disebutkan nama korban, tanggal kejadian, lokasi kejadian, dan hasil penanganannya oleh pihak berwenang.
Pada 13 Juli 2011, tiga anak tewas bersama di lubang bekas tambang batubara milik Hymco Coal. Atas tewasnya Miftahul Jannah, Junaidi dan Ramadhani serta Pemkot Samarinda memberi sejumlah uang yang disebut tali asih.
Lima bulan kemudian, sepasang anak usia enam tahun, Eza dan Ema, ditemukan tidak bernyawa di kolam bekas tambang batu bara PT Panca Prima Mining pada 24 Desember 2011 dekat perumahan Sambutan Idaman Permai, Pelita 7, Samarinda. Pemkot menganggap masalahnya selesai dengan memberi uang santunan.
"Dua kejadian yang relatif dekat waktunya membuat masyarakat waspada. Namun karena akar masalahnya tidak diselesaikan, anak tewas di lubang tambang tetap terjadi, walau setahun kemudian," kata Theresia.
Pada 25 Desember 2012, nasib malang menimpa Maulana Mahendra, 11 tahun. Maulana tewas tenggelam di galian bekas tambang batu bara milik Said Darmadi di Blok B RT 18 Simpang Pasir, Palaran, Samarinda. Kolam bekas tambang ini sebetulnya relatif dangkal, hanya sedalam 150 cm dan luasan 10X10 meter namun karena Maulana tidak sempat ditolong saat terjebak lumpur di dasar kolam, ia pun akhirnya tewas tenggelam.
"Kami tidak tahu perkembangan kasusnya yang diusut secara pidana oleh kepolisian," ujarnya.
Kejadian terakhir sebelum kasus Raihan menimpa Nadia Zaskia Putri, murid kelas 5 SD yang meninggal tenggelam di galian bekas tambang batubara PT Cahaya Ramadhan di RT 48 Kelurahan Rawa Makmur, Palaran, Samarinda.
Tidak ada kasus hukum dari tewasnya Nadia, namun dikabarkan keluarga mendapat santunan.
"Nadia tewas tepat sehari sebelum pemilu legislatif lalu. Ia tenggelam pada 8 April 2014," ucap Theresia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014