Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Sunggono menyatakan industri detonator yang beroperasi di Kecamatan Muara Badak, merupakan bidang usaha yang diyakini mampu menjadi salah satu roda penggerak ekonomi daerah.

"Apalagi dengan beroperasinya industri ini telah menyerap sebanyak 130 tenaga kerja yang sebagian besar atau hampir 90 persen merupakan tenaga kerja lokal baik dari Kukar, Samarinda, Bontang, maupun Balikpapan, sehingga ekonomi lokal makin tumbuh," ujar Sunggono di Tenggarong, Sabtu.

Pembangunan pabrik menjadi langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan industri pertambangan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor.

Pemkab Kukar, katanya, mengucapkan terima kasih kepada investor yang telah percaya terhadap Kecamatan Muara Badak, sehingga wilayah ini menjadi bagian penting dalam industri detonator karena investasi yang ditanamkan untuk industri itu tidak sedikit.

Sunggono pun menyoroti besarnya keterlibatan tenaga kerja lokal dalam operasional pabrik, yakni pekerja pabrik merupakan warga lokal sehingga warga lokal pun diharapkan mendukung keberadaan pabrik ini agar dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

"Mudah-mudahan pabrik ini terus berkembang. Kalau ada kendala investasi di Kukar, laporkan ke saya. Kami siap mendukung agar investasi bisa berjalan lancar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar," ujar ia.

Ia juga berpesan agar sinergi dengan pemangku kepentingan terkait terus diperkuat, hal ini dinilai penting untuk memastikan perusahaan dapat beroperasi dengan optimal dan memberikan dampak positif dan luas baik bagi warga setempat maupun untuk menambah pendapatan pemda.

Industri detonator tersebut diresmikan pada Rabu (12/2/2025) di Desa Muara Badak Ulu Kecamatan Muara Badak, oleh perusahaan bernama PT Trifita Deto Muara Badak (TDMB).

Presiden Direktur PT TDMB Hery Kusnanto menyebut, pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 25 hektare, memiliki bangunan utama di area 5 hektare, sementara sisanya diperuntukkan sebagai zona aman sesuai regulasi pemerintah.

"Kebutuhan detonator kita masih impor, oleh karena itu dengan adanya pabrik di sini, maka bagi perusahaan tambang yang membutuhkan bahan peledak, tidak perlu impor lagi. Mengapa pilihan pabrik di Kalimantan Timur, ini karena pemakaian detonator sebagian besar di sini," kata Kusnanto.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan pabrik PT TDMB di Muara Badak menelan investasi sekitar Rp200 miliar dan telah menyerap 130 tenaga kerja, dengan hampir 90 persen merupakan pekerja dari Kukar dan sekitarnya.

"Nilai investasi yang sudah kami laporkan itu hampir Rp200 miliar, tapi ini masih berjalan terus, nilai sebesar itu bukan target, tapi keperluannya. Sementara pabrik yang dibangun baru 5 hektare. Selain itu, perusahaan ini juga bermitra dengan pengusaha lokal untuk penyediaan jasa seperti katering, perawatan taman, dan transportasi," katanya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : M.Ghofar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025