Kalimantan Timur (Kaltim) mulai bulan ini secara perlahan akan mencetak 1.000 pelatih fisik, yakni diawali dari pelatihan khusus berupa Pelatihan Fisik Level 1 pada 8-11 November 2024, sehingga dalam waktu empat hari ini peserta dibekali berbagai keterampilan untuk mencetak pelatih fisik.
“Jumlah peserta pelatihan tahap awal ini mencapai 50 orang, terdiri dari berbagai cabang olahraga (cabor) di bawah naungan KONI Kaltim,” ujar Ketua Panitia Pelatihan yang sekaligus Wakil Ketua I KONI Kaltim Ego Arifin di Samarinda, Jumat.
Pelatihan ini dirancang berdasarkan masukan dari para pelatih cabor yang mengikuti PON di Aceh-Sumatera Utara pada September lalu.
Sehingga pelatihan untuk pelatih ini ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan daya saing atlet Kaltim, setelah hasil evaluasi menunjukkan lemahnya kondisi fisik para atlet yang berlaga di PON XXI Aceh-Sumut.
Pelatihan ini berlangsung di Ruang Rapat Sekretariat KONI Kaltim, Jalan Kesuma Bangsa, Samarinda. Selain penyampaian teori, penataran ini juga diisi dengan praktik di halaman Sekretariat KONI dan di Gedung Bulu Tangkis GOR Kadrie Oening Samarinda.
"Ketahanan fisik atlet yang kurang optimal, terutama saat bertanding di babak final. Padahal, para atlet sudah menjalani pelatihan teknik selama enam bulan, tetapi komponen fisik masih kurang maksimal," ujar Ego.
Ia menjelaskan, latihan fisik yang diberikan selama ini hanya sebagian kecil dari program pelatihan teknik, karena sebelumnya 70 persen pelatih belum memahami cara mengoptimalkan kondisi fisik atlet.
"Kami perlu meningkatkan kapasitas pelatih agar kualitas fisik atlet bisa bersaing dengan provinsi lain, sehingga selain teknik yang dikuasai, fisik juga harus mendukung" katanya.
Profesor Ria Lumituarso, Ketua Lembaga Pendidikan Pelatih Olahraga (LP2O) Lankor sekaligus akademisi dari Universitas Negeri Yogyakarta, hadir sebagai narasumber utama.
Selama empat hari ini ia memberikan pemahaman mendalam tentang standar pelatihan fisik yang sesuai untuk tiap cabor, karena masing-masing cabor memiliki ketahanan fisik berbeda.
Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO) Dispora Kaltim Rasman Rading, menyambut baik pelatihan yang digagas KONI Kaltim tersebut, karena fisik atlet memang harus disiapkan terus menerus, yakni dimulai dari kemampuan pelatih dalam melatih fisik.
"Ini merupakan langkah positif karena Kaltim memang kekurangan pelatih fisik yang kompeten. Kami berharap program ini dapat meningkatkan kualitas para pelatih dan mendukung target KONI untuk mencetak atlet berprestasi di masa mendatang,” katanya. (Adv).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
“Jumlah peserta pelatihan tahap awal ini mencapai 50 orang, terdiri dari berbagai cabang olahraga (cabor) di bawah naungan KONI Kaltim,” ujar Ketua Panitia Pelatihan yang sekaligus Wakil Ketua I KONI Kaltim Ego Arifin di Samarinda, Jumat.
Pelatihan ini dirancang berdasarkan masukan dari para pelatih cabor yang mengikuti PON di Aceh-Sumatera Utara pada September lalu.
Sehingga pelatihan untuk pelatih ini ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan daya saing atlet Kaltim, setelah hasil evaluasi menunjukkan lemahnya kondisi fisik para atlet yang berlaga di PON XXI Aceh-Sumut.
Pelatihan ini berlangsung di Ruang Rapat Sekretariat KONI Kaltim, Jalan Kesuma Bangsa, Samarinda. Selain penyampaian teori, penataran ini juga diisi dengan praktik di halaman Sekretariat KONI dan di Gedung Bulu Tangkis GOR Kadrie Oening Samarinda.
"Ketahanan fisik atlet yang kurang optimal, terutama saat bertanding di babak final. Padahal, para atlet sudah menjalani pelatihan teknik selama enam bulan, tetapi komponen fisik masih kurang maksimal," ujar Ego.
Ia menjelaskan, latihan fisik yang diberikan selama ini hanya sebagian kecil dari program pelatihan teknik, karena sebelumnya 70 persen pelatih belum memahami cara mengoptimalkan kondisi fisik atlet.
"Kami perlu meningkatkan kapasitas pelatih agar kualitas fisik atlet bisa bersaing dengan provinsi lain, sehingga selain teknik yang dikuasai, fisik juga harus mendukung" katanya.
Profesor Ria Lumituarso, Ketua Lembaga Pendidikan Pelatih Olahraga (LP2O) Lankor sekaligus akademisi dari Universitas Negeri Yogyakarta, hadir sebagai narasumber utama.
Selama empat hari ini ia memberikan pemahaman mendalam tentang standar pelatihan fisik yang sesuai untuk tiap cabor, karena masing-masing cabor memiliki ketahanan fisik berbeda.
Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO) Dispora Kaltim Rasman Rading, menyambut baik pelatihan yang digagas KONI Kaltim tersebut, karena fisik atlet memang harus disiapkan terus menerus, yakni dimulai dari kemampuan pelatih dalam melatih fisik.
"Ini merupakan langkah positif karena Kaltim memang kekurangan pelatih fisik yang kompeten. Kami berharap program ini dapat meningkatkan kualitas para pelatih dan mendukung target KONI untuk mencetak atlet berprestasi di masa mendatang,” katanya. (Adv).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024