Sangatta (ANTARA Kaltim) -  Sekitar 2.000 warga Desa Ngayau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, kesulitan air untuk mandi dan minum, bahkan tanaman mereka mati akibat sungai setempat mengering pada musim kemarau sekarang.

Kepala Desa Ngayau Kacamatan Muara Bengkal, H Ahmad, Minggu mengatakan, Sungai Ngayau kering padahal selama ini menjadi tumpuan 640 kepala keluarga (KK) atau sekitar 2.000 warga.

"Sungainya kering. Tanahnya di sekitarnya juga kering dan pecah-pecah. Kami sudah kesulitan air untuk mandi dan minum," kata Ahmad.

Ketika menghubungi Antara, ia mengatakan Sungai Ngayau yang panjangnya puluhan kilometer dan selama ini menjadi sumber utama penduduk untuk mandi, masak dan minum.

Memang masih ada airnya, tetapi tidak lagi mengalir. Airnya dulu yang dalam dan deras mengalir, sekarang tidak.

"Airnya yang masih ada sedikit dan tidak mengalir lagi, sehingga warga rebutan untuk mandi. Tidak bisa lagi untuk dimasak dan diminum," kata Kades Ngayau.

Ia menjelaskan musim kemarau kali ini tidak saja membuat Sungai Ngayau mengeing, namun juga mematikan tanaman petani di ladang dan sawah.

Puluhan hektare ladang pertanian kering dan tanaman petani mati.

"Sekitar 40 hektare tanaman petaniseperti padi, jagung, sayuran serta palawija, kini mati," ujar Ahmad.

Ia mengatakan telah dilakukan inventarisasi bersama PPL, untuk mengetahui kerugian selama terjadinya musim kemarau.

"Senin 20 Oktober hasil inventarisasi tanaman petani dan kerugiannya akan dilaporkan ke kantor Kecamatan Muara Bengkal," katanya.

Pihaknya telah meminta bantuan dari pemerintah, agar bisa membantu kesulitan warga yang diakibatkan musim kemarau (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014