PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sedang dalam tahap menentukan kriteria konsultan untuk pembangunan kapal-kapal baru yang akan menggantikan kapal-kapal Pelni yang sudah tua.
“Kita itu perlu kapal yang bisa mengangkut banyak penumpang sekaligus juga bisa angkut logistik,” kata Direktur Utama Pelni Tri Andayani di Balikpapan, Rabu.
Dengan demikian, konsultan itu harus mampu mengawal perancang kapal menerjemahkan kebutuhan tersebut ke dalam desain. Konsultan akan bekerja sepanjang sisa akhir tahun 2024 hingga tahun 2025 tahapan pengembangan konsep dan desain, hingga detil rancangan dan desain (detailed engineering and design atau DED) bisa diselesaikan. Dan di tahun 2025 juga diharapkan pembangunan kapal baru sudah bisa dimulai. Berapa lama kapal dibangun tergantung dari desain yang dibuat.
Pelni juga mengasumsikan biaya pembuatan satu kapal dari tahap perencanaan hingga pelayaran perdana mencapai Rp1,6 triliun. Melihat dari armada yang dimiliki Pelni sekarang, maka kapal baru nanti setidaknya berdaya angkut tidak kurang 2000 penumpang.
Akan banyak koordinasi kami dengan Kementerian Perhubungan, juga Kementerian BUMN,” lanjut Andayani.
Saat ini juga Pelni sudah membuat daftar berisi kapal-kapal yang mana saja yang harus diganti segera. Menurut Andayani, prioritas untuk diganti adalah 12 kapal yang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun, dimulai dari KM Umsini, KM Lawit, dan KM Kelimutu yang sudah melayari laut dan pelabuhan-pelabuhan Nusantara sejak dekade 1980an.
“Untuk kapal yang menyinggahi Balikpapan, KM Lambelu, masuk di rencana peremajaan tahap kedua,” ungkapnya.
Direktur Utama Pelni Tri Andayani hadir ke Balikpapan untuk meresmikan bangunan kantor Pelni Cabang Balikpapan yang sudah selesai direnovasi.
“Di bangunan baru kami memperbaiki antara lain ruang tunggu, loket, hingga penambahan penyejuk udara, untuk pelayanan dan kenyamanan penumpang,” kata Kepala Cabang Pelni Balikpapan Djasman di kesempatan yang sama. ***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024