Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memulai rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di sela FinExpo 2024 di mal Pentacity, Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Kita ingin memperkuat basis di luar Jawa dan menyongsong IKN,” kata Mahendra di depan hadirin para pemimpin komunitas keuangan di Indonesia.

IKN atau Ibu Kota Nusantara sekarang hanya berjarak lebih kurang 60 menit dari Balikpapan, melalui jalan tol yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo menjelang peringatan 79 tahun kemerdekaan Agustus lalu.

Ia melanjutkan, pemilihan Balikpapan sebagai tempat awal gelaran Bulan Inklusi Keuangan untuk mengingatkan bahwa ada pusat-pusat pertumbuhan baru dari yang selama ini dikenal seperti di Jawa dan Sumatera.

“Agar literasi keuangan tersebar luas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Mahendra lagi.

Pada kesempatan itu juga Ketua Dewan Komisioner OJK menambahkan alasan kenapa BIK dimulai di Balikpapan-Kalimantan Timur. Berdasar data-data perbankan terakhir, ia menyebutkan, pertumbuhan dana yang tersimpan di bank (DPK, dana pihak ketiga) di Kalimantan Timur mencapai 10 persen per tahun, sementara penyaluran kreditnya 7,4 persen. Hal ini membuat Loan to Deposit Rasio (LDR) cukup besar.

Di sisi lain, lazimnya adalah angka persentasi penyaluran kredit lebih besar daripada angka DPK, atau saat ini rata-rata kredit tumbuh 11 persen per tahun dan DPK 7,1 persen.

“Itu tantangan bagus hingga 10-25 tahun ke depan bagi industri jasa keuangan di Kaltim ini,” jelasnya. Hal tersebut mengingat inklusi keuangan artinya kemudahan akses dan pemahaman atau pengetahuan kepada berbagai produk dan jasa keuangan, dan juga kemampuan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi menyampaikan bahwa BIK sendiri bagian dari Gencarkan atau Gerakan Nasional Cerdas Keuangan yang dimulai Agustus lalu.

Kemudian selama BIK sepanjang Oktober ada 341 kegiatan di 150 kabupaten-kota dengan simpul koordinasi 35 kantor OJK di seluruh Tanah Air.

“Koordinasi diperlukan agar kampanye inklusi dan literasi ini efektif. Agar misalnya kegiatan tidak menumpuk di satu kota saja, atau sedikit sekali dikerjakan di kabupaten lain. Juga agar tercipta akses inklusi keuangan yang bertanggungjawab,” kata Friderica.

Inklusi keuangan yang bertanggungjawab, tambahnya, yaitu masyarakat mengenal produk atau layanan keuangan dan bisa memanfaatkannya dengan baik dan juga bisa memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan yang timbul karena memanfaatkan produk atau menggunakan jasa tersebut.

Pada BIK ini ditargetkan pencapaian naik 10 persen daripada yang didapat di tahun 2023 yang mendapat 7,97 juta akses baru, yang antara lain terdiri dari 2,9 juta rekening bank, 3,2 juta akun pegadaian, 131 ribu rekening efek, 658 ribu polis asuransi, 543 ribu lebih debitur pembiayaan.

“Kita targetkan pada 8,7 juta akses baru untuk BIK 2024 ini,” ungka Friderica.

FinExpo 2024 sendiri berlangsung pada 2-6 Oktober 2024. Sebanyak 68 lapak dari perbankan, asuransi, pasar modal, pembiayaan digital, pergadaian, dana pensiun, berpameran di lantai dasar dan lantai satu mal Pentacity. Berbagai fasilitas dan insentif ditawarkan selama pameran.

Kegiatan juga dimeriahkan acara-acara bincang-bincang berbagai topik keuangan, pameran busana, lomba mewarnai untuk anak-anak, hingga penampilan musik dan komedi. 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024