Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur mengatakan, berbagai kegiatan dari hilirisasi perkebunan akan dapat menciptakan peluang diversifikasi produk baru dan mampu meningkatkan nilai tambah baik bagi masyarakat maupun daerah.
"Disbun Kaltim bersama pihak terkait terus berupaya melakukan hilirisasi berupa pengolahan hasil perkebunan baik untuk industri turunan kelapa sawit, karet, dan hasil perkebunan lain," ujar Kadisbun Kaltim Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, Selasa.
Hilirisasi harus dilakukan karena keberlanjutan produksi hulu maupun "on-farm" masih bergantung pada rantai pemasaran produk, sementara rantai ini masih terpisah sehingga secara bisnis terkadang kurang menguntungkan, maka rantai bisnis ini harus dipertemukan.
Untuk menggabungkan rantai bisnis ini, maka pihaknya kerap melakukan berbagai upaya, salah satunya pekan lalu Disbun Kaltim menggelar "Business Matching dan Matchmaking Komoditas Hasil Perkebunan" di Blue Sky Hotel, Balikpapan.
Business Matching tersebut, katanya, bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi juga ajang strategis untuk mempertemukan antara pelaku UMKM sektor perkebunan dengan berbagai pihak dan pemerintah di berbagai tingkatan mulai provinsi, kabupaten/kota, hingga instansi vertikal pemerintah pusat.
“Tujuannya adalah untuk membangun jembatan kerja sama yang kuat guna mendorong pertumbuhan sektor perkebunan ke depan, karena setelah rantai bisnis dan pengambil kebijakan terhubung, diharapkan kendala yang ada bisa teratasi,” katanya.
Menurutnya, jaringan bisnis merupakan hal yang sangat penting bagi pelaku usaha agar dapat berbagi pengalaman dalam menghadapi berbagai persoalan di bidang usaha, tidak hanya bekerja sama dalam hal jual beli produk, tapi juga dalam mengatasi persoalan.
Ini merupakan salah satu langkah Disbun Kaltim dalam memberikan kesempatan kepada para pelaku usaha produk olahan perkebunan, untuk menawarkan inovasi dan produk serta berinteraksi dengan investor atau pembeli, serta mendorong iklim kemitraan dalam sistem agribisnis produk perkebunan.
Untuk itu ia berharap setelah ini pelaku UMKM perkebunan dapat memperluas pangsa pasar dan mempromosikan produk komoditas perkebunan yang digeluti masing-masing, untuk kemudian dikenal konsumen dan pemangku kepentingan lain.
Ia menyebut bahwa peserta pada kegiatan Business Matching dan Matchmaking Komoditas Hasil Perkebunan ini diikuti sebanyak 68 orang antara lain dari kelompok tani dan pelaku usaha komoditas perkebunan dari berbagai wilayah di Kaltim.
Seminar menghadirkan narasumber dari Pendamping UMKM Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan, kemudian dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Kota Balikpapan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Disbun Kaltim bersama pihak terkait terus berupaya melakukan hilirisasi berupa pengolahan hasil perkebunan baik untuk industri turunan kelapa sawit, karet, dan hasil perkebunan lain," ujar Kadisbun Kaltim Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, Selasa.
Hilirisasi harus dilakukan karena keberlanjutan produksi hulu maupun "on-farm" masih bergantung pada rantai pemasaran produk, sementara rantai ini masih terpisah sehingga secara bisnis terkadang kurang menguntungkan, maka rantai bisnis ini harus dipertemukan.
Untuk menggabungkan rantai bisnis ini, maka pihaknya kerap melakukan berbagai upaya, salah satunya pekan lalu Disbun Kaltim menggelar "Business Matching dan Matchmaking Komoditas Hasil Perkebunan" di Blue Sky Hotel, Balikpapan.
Business Matching tersebut, katanya, bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi juga ajang strategis untuk mempertemukan antara pelaku UMKM sektor perkebunan dengan berbagai pihak dan pemerintah di berbagai tingkatan mulai provinsi, kabupaten/kota, hingga instansi vertikal pemerintah pusat.
“Tujuannya adalah untuk membangun jembatan kerja sama yang kuat guna mendorong pertumbuhan sektor perkebunan ke depan, karena setelah rantai bisnis dan pengambil kebijakan terhubung, diharapkan kendala yang ada bisa teratasi,” katanya.
Menurutnya, jaringan bisnis merupakan hal yang sangat penting bagi pelaku usaha agar dapat berbagi pengalaman dalam menghadapi berbagai persoalan di bidang usaha, tidak hanya bekerja sama dalam hal jual beli produk, tapi juga dalam mengatasi persoalan.
Ini merupakan salah satu langkah Disbun Kaltim dalam memberikan kesempatan kepada para pelaku usaha produk olahan perkebunan, untuk menawarkan inovasi dan produk serta berinteraksi dengan investor atau pembeli, serta mendorong iklim kemitraan dalam sistem agribisnis produk perkebunan.
Untuk itu ia berharap setelah ini pelaku UMKM perkebunan dapat memperluas pangsa pasar dan mempromosikan produk komoditas perkebunan yang digeluti masing-masing, untuk kemudian dikenal konsumen dan pemangku kepentingan lain.
Ia menyebut bahwa peserta pada kegiatan Business Matching dan Matchmaking Komoditas Hasil Perkebunan ini diikuti sebanyak 68 orang antara lain dari kelompok tani dan pelaku usaha komoditas perkebunan dari berbagai wilayah di Kaltim.
Seminar menghadirkan narasumber dari Pendamping UMKM Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan, kemudian dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Kota Balikpapan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024