Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mulai menggaungkan lagu anak-anak dengan judul "Aku Anak Sehat" untuk mendongkrak tingkat kunjungan ke pos pelayanan terpadu (posyandu) guna meningkatkan layanan kesehatan sekaligus mencegah stunting.

Lagu tersebut diputar di posyandu pada masing-masing desa/kelurahan saat melakukan pelayanan kesehatan, karena dengan adanya lagu yang diputar melalui pengeras suara, diharapkan dapat memancing ibu dan anak berkunjung ke posyandu.

"Lagu ini dulunya sangat populer di kalangan anak-anak, namun beberapa tahun terakhir tidak ada anak yang menyanyikan lagu ini karena mereka tidak pernah mendengar," kata Kabid Pemberdayaan Kelembagaan dan Sosial Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim Roslindawaty di Samarinda, Selasa.

Selain untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke posyandu, hal lain yang perlu dicermati adalah makna tiap paragraf dalam lagu tersebut, yakni mengingatkan kaum ibu dalam menjaga kesehatan bagi anak-anak.

Adapun syair lagi tersebut adalah di paragraf pertama "Aku anak sehat, tubuhku kuat, karena ibuku rajin dan cermat, semasa aku bayi selalu diberi asi, makanan bergizi dan imunisasi".

Sedangkan dalam paragraf kedua dengan syair "Berat badanku ditimbang selalu, posyandu menunggu setiap waktu, bila aku diare ibu selalu waspada, pertolongan oralit selalu siap sedia".

Lagu ini, katanya, bukan sekadar nyanyian ana-anak, tapi mengandung pesan dan menyadarkan kaum ibu untuk rajin ke posyandu, kemudian mengajarkan kepada anak rutin mengonsumsi makanan bergizi.

Menurutnya, kesepakatan menggemakan lagu tersebut dilakukan saat kegiatan "Gebyar Posyandu 2024" pada 22 Agustus, dihadiri setidaknya 200 kader posyandu dari 10 kabupaten/kota, atau tiap kabupaten/kota mengirimkan 20 kader posyandu mereka.

"Gebyar Posyandu 2024" ini mengusung tema "Kader Posyandu Kreatif dan Inovatif", yakni semua pihak terkait diajak bersatu untuk mewujudkan posyandu yang lebih aktif dan berperan dalam membangun Kaltim lebih maju.

Hal ini dilakukan selain untuk memberikan pelayanan kesehatan optimal juga sebagai upaya menurunkan angka stunting di Kaltim pada 2024 setidaknya menjadi 19 persen, karena saat ini prevalensi stunting Kaltim tergolong tinggi, walaupun terjadi penurunan dari tahun 2022 ke 2023.

"Perkembangan stunting di Kaltim dalam beberapa tahun terakhir terjadi fluktuasi, seperti dari 22,8 persen berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2021, naik menjadi 23,9 persen pada 2022, dan turun lagi menjadi 22,9 persen berdasarkan SKI 2023," kata Roslindawaty.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024