Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 350 personel dari Yonif 100/Raider Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan selesai melaksanakan tugas pengamanan perbatasan (pamtas) di wilayah Indonesia - Malaysia, Jumat.
Pasukan yang mengamankan wilayah perbatasan tersebut bertugas selama enam bulan dan menempati pos di Kalimantan Utara (Kaltara). Mereka berangkat dari pelabuhan di Tarakan dengan menggunakan KRI Tanjung Nusanive.
Sementara itu, pasukan dari Yonif 100/Raidet Kodam I/Bukit Barisan digantikan oleh pasukan gabungan batalion 405 Kodam IV/ Diponegoro dan 433 Kodam VII/Wirabuana sebanyak 350 personel.
Kedatangan pasukan Yonif 100/Raider Kodam I Bukit Barisan disambut oleh Wakil Pangdam (Wakpang) VI/Mulawarman Brigjen TNI A Kadir Sultan di Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Kadir Sultan mengatakan pasukan yang bertugas di perbatasan pastinya dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan bagaimana menjalankan tugas di perbatasan.
"Pasukan yang bertugas di perbatasan berbeda dengan penugasan di tempat lain. Apalagi ini perbatasan di wilayah dua negara dengan Malaysia. Karena kita tahu, sering ada pelanggaran-pelanggaran lintas batas," kata Kadir Sultan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Pasukan yang mengamankan wilayah perbatasan tersebut bertugas selama enam bulan dan menempati pos di Kalimantan Utara (Kaltara). Mereka berangkat dari pelabuhan di Tarakan dengan menggunakan KRI Tanjung Nusanive.
Sementara itu, pasukan dari Yonif 100/Raidet Kodam I/Bukit Barisan digantikan oleh pasukan gabungan batalion 405 Kodam IV/ Diponegoro dan 433 Kodam VII/Wirabuana sebanyak 350 personel.
Kedatangan pasukan Yonif 100/Raider Kodam I Bukit Barisan disambut oleh Wakil Pangdam (Wakpang) VI/Mulawarman Brigjen TNI A Kadir Sultan di Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Kadir Sultan mengatakan pasukan yang bertugas di perbatasan pastinya dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan bagaimana menjalankan tugas di perbatasan.
"Pasukan yang bertugas di perbatasan berbeda dengan penugasan di tempat lain. Apalagi ini perbatasan di wilayah dua negara dengan Malaysia. Karena kita tahu, sering ada pelanggaran-pelanggaran lintas batas," kata Kadir Sultan. (*)
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014