Produksi perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, mampu memenuhi kebutuhan konsumsi ikan warga di daerah yang dikenal dengan julukan Benuo Taka itu dan bahkan mengalami surplus.
Produksi perikanan budi daya dan tangkap, menurut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara Rozihan Asward di Penajam, Senin, telah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat.
Produksi perikanan tangkap rata-rata kisaran 6.500 ton per tahun, lanjut dia, dan produksi perikanan budi daya rata-rata sekitar 12.000 ton per tahun.
Total produksi perikanan budi daya dan tangkap lebih kurang18.500 ton per tahun tersebut, ia menimpali lagi, cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara yang saat ini mencapai 196.000 jiwa.
Kebutuhan konsumsi ikan masyarakat kabupaten Penajam Paser Utara dengan jumlah penduduk 196.000 jiwa sekitar 11.000 ton per tahun.
"Konsumsi ikan warga Kabupaten Penajam Paser Utara kisaran 54,7 kilogram per kapita dalam satu tahun, jadi produksi perikanan masih surplus 7.500 ton per tahun," jelasnya.
Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara terus berupaya meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budi daya, agar dapat mengisi peluang memenuhi kebutuhan ikan Kota Nusantara, ibu kota negara baru Indonesia.
Hasil produksi ikan dari nelayan tangkap maupun budi daya ikan tambak, menurut dia, masih cukup rendah dibandingkan dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Kami lakukan optimalisasi potensi lahan tambak untuk tambah produksi.dan produktivitas ikan tambak," katanya lagi.
Potensi untuk kolam budi daya ikan air tawar yang belum tergarap dengan luas 750 hektare dari 1.200 hektare karena yang tergarap baru 450 hektare, kemudian potensi lahan tambak air payau (campuran air tawar dan air laut) yang tergarap baru 4.500 hektare dan masih ada 4.900 hektare yang belum digarap dari luas lahan potensi tambak 9.500 hektare.
"Untuk tingkatkan produksi ikan tangkap, pemerintah kabupaten berikan bantuan alat tangkap, mesin dan kapal kepada nelayan," demikian Rozihan Asward.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024