Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Timur mendorong masyarakat untuk menekuni bidang pustakawan sebagai upaya mengatasi minimnya profesi ini di Tanah Air
"Jumlah pustakawan masih sangat sedikit, yaitu 1,57 persen dari kebutuhan. Di Kalimantan Timur, hanya dua pustakawan yang benar-benar memiliki kompetensi," kata Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (P3KM) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim Hana Iriana di Samarinda, Selasa.
Menurut Hana, persoalan kekurangan jumlah pustakawan ini juga menjadi sorotan bagi seluruh pustakawan di Indonesia, bahkanpersoalan tersebut akan dibahas pada Rakornas 2024.
Data Perpusnas pada tahun 2023 menunjukkan jumlah pustakawan di Tanah Air baru sebanyak 3.895 orang, sementara kebutuhan tenaga pustakawan sebanyak 439.680 orang yang tersebar pada berbagai jenis perpustakaan di daerah.
Hana mengungkapkan bahwa pustakawan telah lama menjadi garda depan dalam memperkuat literasi di kalangan masyarakat. Mereka tidak hanya bertugas menjaga dan mengatur koleksi buku, tetapi juga memiliki peran penting dalam mengembangkan minat baca serta pengetahuan masyarakat.
Ia berharap di Kalimantan Timur peran pustakawan meliputi pendampingan pencarian informasi, edukasi digital, dan advokasi literasi pada era digital.
"Pustakawan adalah profesi. Seseorang dapat dikatakan pustakawan ketika punya kompetensi, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Tupoksinya melakukan pelayanan perpustakaan hingga melakukan pengembangan seperti mengkaji dan menganalisis," ujar Hana.
Di Indonesia, lanjut dia, peran pustakawan makin diakui sebagai agen perubahan dalam pembangunan literasi nasional.
Hana mengutarakan bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber pengetahuan yang ada di perpustakaan, salah satu kegiatannya adalah mengorganisasi program-program literasi untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi masyarakat dari berbagai kalangan usia.
"Program-program ini tidak hanya dijalankan di perpustakaan, tetapi juga mencakup kegiatan di sekolah, komunitas, dan tempat umum lainnya," kata dia.
Upaya meningkatkan literasi, pihaknya aktif berkolaborasi dengan pihak-pihak, termasuk Ikatan Pustakawan Indonesia khususnya yang berada di Kaltim.
Oleh karena itu, dalam menghadapi era digital, menurut Hana, peran penting pustakawan dalam membangun literasi makin perlu.
Ia berharap dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak dapat memperluas jumlah dan kompetensi pustakawan di seluruh Indonesia, sekaligus memastikan upaya bersama dalam meningkatkan literasi bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Jumlah pustakawan masih sangat sedikit, yaitu 1,57 persen dari kebutuhan. Di Kalimantan Timur, hanya dua pustakawan yang benar-benar memiliki kompetensi," kata Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (P3KM) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim Hana Iriana di Samarinda, Selasa.
Menurut Hana, persoalan kekurangan jumlah pustakawan ini juga menjadi sorotan bagi seluruh pustakawan di Indonesia, bahkanpersoalan tersebut akan dibahas pada Rakornas 2024.
Data Perpusnas pada tahun 2023 menunjukkan jumlah pustakawan di Tanah Air baru sebanyak 3.895 orang, sementara kebutuhan tenaga pustakawan sebanyak 439.680 orang yang tersebar pada berbagai jenis perpustakaan di daerah.
Hana mengungkapkan bahwa pustakawan telah lama menjadi garda depan dalam memperkuat literasi di kalangan masyarakat. Mereka tidak hanya bertugas menjaga dan mengatur koleksi buku, tetapi juga memiliki peran penting dalam mengembangkan minat baca serta pengetahuan masyarakat.
Ia berharap di Kalimantan Timur peran pustakawan meliputi pendampingan pencarian informasi, edukasi digital, dan advokasi literasi pada era digital.
"Pustakawan adalah profesi. Seseorang dapat dikatakan pustakawan ketika punya kompetensi, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Tupoksinya melakukan pelayanan perpustakaan hingga melakukan pengembangan seperti mengkaji dan menganalisis," ujar Hana.
Di Indonesia, lanjut dia, peran pustakawan makin diakui sebagai agen perubahan dalam pembangunan literasi nasional.
Hana mengutarakan bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber pengetahuan yang ada di perpustakaan, salah satu kegiatannya adalah mengorganisasi program-program literasi untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi masyarakat dari berbagai kalangan usia.
"Program-program ini tidak hanya dijalankan di perpustakaan, tetapi juga mencakup kegiatan di sekolah, komunitas, dan tempat umum lainnya," kata dia.
Upaya meningkatkan literasi, pihaknya aktif berkolaborasi dengan pihak-pihak, termasuk Ikatan Pustakawan Indonesia khususnya yang berada di Kaltim.
Oleh karena itu, dalam menghadapi era digital, menurut Hana, peran penting pustakawan dalam membangun literasi makin perlu.
Ia berharap dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak dapat memperluas jumlah dan kompetensi pustakawan di seluruh Indonesia, sekaligus memastikan upaya bersama dalam meningkatkan literasi bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024