Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim mempertajam program untuk meningkatkan literasi dan minat baca bagi masyarakat di provinsi tersebut dengan penguatan tenaga pustakawan.

"Hal pertama yang penting untuk peningkatan minat baca ialah memperkuat peran pustakawan yang terlatih dan berkompeten dalam mengelola perpustakaan dan memberikan layanan literasi kepada masyarakat," kata Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca DPK Kaltim Hana Iriana pada momen Hari Pustakawan Nasional di Samarinda, Senin.

Pustakawan, menurut Hana, bukan sekadar pengelola koleksi buku, tetapi juga analis dan pendidik yang memfasilitasi pengetahuan dan pemahaman literasi.

"Pustakawan harus dibekali dengan ilmu tentang kepustakaan dan cara memberikan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.

Hana mengatakan bahwa untuk meningkatkan minat baca masyarakat tidaklah mudah. Dengan hanya 1,57 persen pustakawan bersertifikat di Kaltim, terdapat kebutuhan mendesak untuk meningkatkan jumlah pustakawan yang kompeten.

DPK Kaltim telah berkolaborasi dengan Ikatan Pustakawan Indonesia untuk mencapai tujuan ini, dengan mengadakan bimbingan dan pelatihan bagi tenaga teknis perpustakaan.

Survei tingkat kegemaran membaca 2022 menempatkan Kaltim di peringkat ke-7 nasional dengan skor 66,88. Meskipun ini merupakan pencapaian yang baik, Hana menekankan bahwa masih ada ruang untuk peningkatan, terutama di era digital saat ini.

DPK Kaltim telah menggalakkan program-program untuk menggerakkan minat baca generasi muda, termasuk lomba resensi buku untuk tingkat SMA/SMK, juga undian berhadiah sepeda motor bagi pengunjung Perpustakaan Kaltim dan beberapa kegiatan lainnya.

Salah satu contoh keberhasilan adalah perpustakaan sekolah di SMA Negeri 4 Berau, yang perpustakaannya terakreditasi dan masuk 6 besar nasional Perpustakaan Garden Library Puri (Garlip) 2024 pada klaster III.

"Ini menunjukkan potensi yang dapat dicapai dengan upaya yang tepat. DPK Kaltim bertekad untuk memperluas inisiatif serupa ke seluruh provinsi, meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat Kaltim secara keseluruhan," ucap Hana

Ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan jumlah pustakawan. Pihaknya membutuhkan lebih banyak pustakawan yang terlatih dan bersertifikat untuk mendukung program-program literasi kami.

Saat ini, jumlah pustakawan bersertifikat di Kaltim masih sangat terbatas, dengan hanya dua orang yang tercatat hingga tahun 2024.

"Pengalaman interaksi langsung dengan masyarakat sangat penting dalam mengembangkan keterampilan pustakawan," tambah Ibu Hana.

Menghadapi tantangan era digital, DPK Kaltim telah merancang program-program yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Beberapa yang telah diupayakan antara lain adanya perpustakaan digital Buncu Baca dan juga aplikasi iKaltim yang bisa diakses melalui aplikasi android.

DPK Kaltim juga berfokus pada peningkatan fasilitas perpustakaan di seluruh kabupaten dan kota. "Kami ingin memastikan bahwa setiap kabupaten dan kota memiliki perpustakaan yang memadai dengan fasilitas yang mendukung program literasi," imbuh Hana.

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024