Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Samarinda akhirnya menemukan jasad bocah berinisial F (13) yang dilaporkan tenggelam di Sungai Mahakam 12 hari lalu.
"Jasad ditemukan pada Kamis (4/7) sekitar pukul 16.15 Wita, di sungai Mahakam di kawasan Teluk Lerong, Samarinda," kata Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Riqi Efendi di Samarinda, Kamis.
Ia mengungkapkan bahwa penemuan ini merupakan hasil kerja keras tim SAR gabungan yang tidak kenal lelah memantau meski pun telah menutup pencarian korban usai tujuh hari operasi.
“Saat ditemukan, kami telah melakukan koordinasi dengan keluarga F untuk identifikasi, namun sayangnya, ibu F tidak dapat mengenali jasad tersebut karena kondisi yang sudah tidak utuh,” ujar Riqi.
Langkah selanjutnya adalah membawa jasad tersebut ke RSUD AWS untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Di RSUD AWS, tim forensik bekerja dengan cermat untuk mencocokkan ciri-ciri yang ada dengan F. Hasilnya, terkonfirmasi bahwa jasad yang ditemukan memang adalah F.
Mereka terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melanjutkan proses pemantauan. Tim pemantauan ini terdiri dari Basarnas Samarinda, Tim Polair Polda Kaltim, KSOP, Satpolair Polresta Samarinda, dan pihak lain yang terlibat.
Sebelumnya, peristiwa tenggelamnya bocah tersebut bermula pada Sabtu (22/6), ketika F dilaporkan hilang di perairan Sungai Mahakam, di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu.
Tim SAR telah melakukan upaya maksimal dengan berbagai metode pencarian, termasuk penyisiran permukaan air, pemantauan udara menggunakan drone, pembuatan ombak buatan, dan penggunaan alat echosounder untuk survei bawah air.
“Kami menghadapi kendala cuaca yang tidak menentu, yang membuat pencarian menjadi lebih sulit. Namun, kami bersyukur bahwa semua proses operasi berjalan lancar dan seluruh petugas selamat,” ungkap Riqi.
Hingga hari ketujuh, tim gabungan telah melakukan pencarian dengan radius hingga delapan kilometer, bahkan hingga ke aliran sungai di Kecamatan Anggana. Pencarian ini juga dibantu oleh Tim Polair Polda Kaltim, Pos TNI AL, dan relawan di Sungai Kapih.
Basarnas Samarinda mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama bagi anak-anak. Orang tua juga diingatkan untuk selalu mengawasi anak-anak mereka saat bermain di dekat sungai Mahakam, agar tragedi serupa tidak terulang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Jasad ditemukan pada Kamis (4/7) sekitar pukul 16.15 Wita, di sungai Mahakam di kawasan Teluk Lerong, Samarinda," kata Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Riqi Efendi di Samarinda, Kamis.
Ia mengungkapkan bahwa penemuan ini merupakan hasil kerja keras tim SAR gabungan yang tidak kenal lelah memantau meski pun telah menutup pencarian korban usai tujuh hari operasi.
“Saat ditemukan, kami telah melakukan koordinasi dengan keluarga F untuk identifikasi, namun sayangnya, ibu F tidak dapat mengenali jasad tersebut karena kondisi yang sudah tidak utuh,” ujar Riqi.
Langkah selanjutnya adalah membawa jasad tersebut ke RSUD AWS untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Di RSUD AWS, tim forensik bekerja dengan cermat untuk mencocokkan ciri-ciri yang ada dengan F. Hasilnya, terkonfirmasi bahwa jasad yang ditemukan memang adalah F.
Mereka terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melanjutkan proses pemantauan. Tim pemantauan ini terdiri dari Basarnas Samarinda, Tim Polair Polda Kaltim, KSOP, Satpolair Polresta Samarinda, dan pihak lain yang terlibat.
Sebelumnya, peristiwa tenggelamnya bocah tersebut bermula pada Sabtu (22/6), ketika F dilaporkan hilang di perairan Sungai Mahakam, di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu.
Tim SAR telah melakukan upaya maksimal dengan berbagai metode pencarian, termasuk penyisiran permukaan air, pemantauan udara menggunakan drone, pembuatan ombak buatan, dan penggunaan alat echosounder untuk survei bawah air.
“Kami menghadapi kendala cuaca yang tidak menentu, yang membuat pencarian menjadi lebih sulit. Namun, kami bersyukur bahwa semua proses operasi berjalan lancar dan seluruh petugas selamat,” ungkap Riqi.
Hingga hari ketujuh, tim gabungan telah melakukan pencarian dengan radius hingga delapan kilometer, bahkan hingga ke aliran sungai di Kecamatan Anggana. Pencarian ini juga dibantu oleh Tim Polair Polda Kaltim, Pos TNI AL, dan relawan di Sungai Kapih.
Basarnas Samarinda mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama bagi anak-anak. Orang tua juga diingatkan untuk selalu mengawasi anak-anak mereka saat bermain di dekat sungai Mahakam, agar tragedi serupa tidak terulang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024