Sangatta (ANTARA Kaltim)- Warga Dusun Teluk Lombok Pantai dan Dusun Airport, Desa Sangkima, Kabupaten Kutai Timur, memprotes kehadiran nelayan dari luar yang mencari ikan di perairan Teluk Lombok.
Samidi (60), warga Dusun Teluk Lombok Pantai, Kecamatan Sangkima Selatan di Sangatta, Kamis, mengatakan warganya memperotes nelayan dari luar yang sering masuk menangkap ikan dan menggangu nelayan lokal.
"Kami minta pemda dan aparat untuk melarang nelayan luar masuk ke Teluk Lombok,"katanya.
Menurut dia, setiap hari puluhan nelayan dari luar, terutama dari nelayan Bontang masuk wilayah mereka mencari ikan dengan menggunakan alat modern.
Dia mengatakan mereka menggunakan perahu motor dengan alat tangkap ikan yang canggih, bahkan mereka menggunakan pukat yang panjangnya mencapai tiga kilometer yang dibentangkan di perairan ini.
"Karena mereka menggunakan alat tangkap yang canggih, mengakibatkan nelayan lokal tidak berdaya," katanya.
Samiadi, nelayan yang juga Kepala Dusun Teluk Lombok Pantai ditemani Hasanuddin, nelayan dari Dusun Airport mengatakan, mereka merasa prihatin dengan maraknya penangkapan ikan yang dilakukan nelayan dari luar khususnya Bontang.
"Yang pertama mereka menggunakan perahu kapal bermesin besar , jaring yang mereka gunakan panjang, menyebabkan nelayan lokal akan kehilangan penghasilan," ujarnya.
Dia mengatakan di beberapa titik di Teluk Lombok, nelayan memasang puluhan "Rompong" (rumpon) atau tempat ikan bersarang yang terbuat dari bahan kayu dan dedaunan dipasang warga.
"Banyak rompong milik warga diganggu nelayan luar, sehingga ikan yang membuat sarang dan bertelur habis masuk jala mereka. Kami berharap pemkab dan pihak terkait segera mencari solusi supaya nelayan luar menghentikan kegiatan menangkap ikan di wilayah Teluk Lombok," ujarnya.
Dia mengatakan jangan sampai nanti waga kehabisan kesabaran sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginkan antara warga dengan nelayan dari luar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Samidi (60), warga Dusun Teluk Lombok Pantai, Kecamatan Sangkima Selatan di Sangatta, Kamis, mengatakan warganya memperotes nelayan dari luar yang sering masuk menangkap ikan dan menggangu nelayan lokal.
"Kami minta pemda dan aparat untuk melarang nelayan luar masuk ke Teluk Lombok,"katanya.
Menurut dia, setiap hari puluhan nelayan dari luar, terutama dari nelayan Bontang masuk wilayah mereka mencari ikan dengan menggunakan alat modern.
Dia mengatakan mereka menggunakan perahu motor dengan alat tangkap ikan yang canggih, bahkan mereka menggunakan pukat yang panjangnya mencapai tiga kilometer yang dibentangkan di perairan ini.
"Karena mereka menggunakan alat tangkap yang canggih, mengakibatkan nelayan lokal tidak berdaya," katanya.
Samiadi, nelayan yang juga Kepala Dusun Teluk Lombok Pantai ditemani Hasanuddin, nelayan dari Dusun Airport mengatakan, mereka merasa prihatin dengan maraknya penangkapan ikan yang dilakukan nelayan dari luar khususnya Bontang.
"Yang pertama mereka menggunakan perahu kapal bermesin besar , jaring yang mereka gunakan panjang, menyebabkan nelayan lokal akan kehilangan penghasilan," ujarnya.
Dia mengatakan di beberapa titik di Teluk Lombok, nelayan memasang puluhan "Rompong" (rumpon) atau tempat ikan bersarang yang terbuat dari bahan kayu dan dedaunan dipasang warga.
"Banyak rompong milik warga diganggu nelayan luar, sehingga ikan yang membuat sarang dan bertelur habis masuk jala mereka. Kami berharap pemkab dan pihak terkait segera mencari solusi supaya nelayan luar menghentikan kegiatan menangkap ikan di wilayah Teluk Lombok," ujarnya.
Dia mengatakan jangan sampai nanti waga kehabisan kesabaran sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginkan antara warga dengan nelayan dari luar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014