Pengelola Penangkaran Rusa di Desa Api-Api, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, mengatakan bahwa lokasi penangkaran ini strategis untuk wisata edukasi, karena selain akses yang mudah dijangkau, pengunjung juga bisa belajar tentang kehidupan rusa sambar.
"Mengingat lokasi yang strategis, maka kawasan penangkaran rusa ini sekaligus menjadi destinasi wisata edukasi karena banyak yang bisa dipelajari di lokasi ini," kata pengelola penangkaran yang juga Kepala UPTD Pembibitan Ternak Hijauan Pakan Ternak (PTHPT) Dinas Peternakan Kaltim Mohamad Fatkhul Anam di Waru, Kaltim, Sabtu.
Rusa sambar merupakan hewan yang dilindungi sehingga diperlukan upaya melindungi dari kepunahan, salah satu cara yang dilakukan pemerintah, khususnya Pemprov Kaltim adalah dengan menyiapkan tempat khusus untuk penangkaran.
Penangkaran rusa di KM 32, Jalan Negara yang menghubungkan antara Provinsi Kaltim dengan Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Api-Api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara ini, awalnya hanya terdapat sekitar 80 ekor rusa sambar, namun kini jumlahnya sudah mencapai 217 ekor.
Mengingat lokasi yang strategis karena berada di sisi jalan besar atau Jalan Negara, maka yang awalnya hanya untuk penangkaran, kini berkembang sekaligus menjadi daerah tujuan wisata (DTW), sehingga Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim pun mengajak sejumlah wartawan dan kreator untuk mengunjungi.
Penangkaran yang dibangun sejak 1991 ini pun memiliki potensi besar untuk terus berkembang, karena selain untuk melindungi fauna dari kepunahan, menjadi DTW, juga bermanfaat bagi pengembangan ekonomi, salah satunya adalah dari tanduk rusa sambar muda yang diolah menjadi kapsul untuk meningkatkan stamina baik laki-laki maupun perempuan.
"Di lokasi ini tidak hanya untuk penangkaran rusa dan kawasan wisata, tapi juga memproduksi bibit ayam dan budi daya sapi. Sedangkan dari tanduk rusa yang masih muda, dipotong tanduknya, kemudian diekstraksi menjadi kapsul untuk penguat stamina tubuh," katanya.
Ia menjelaskan bahwa rusa sambar di penangkaran tersebut akan terus dikembangkan, saat ini masih dalam proses mengurus izin untuk memperbanyak populasi sekaligus untuk konsumsi membantu ketahanan pangan dari sumber protein hewani, karena daging rusa memiliki kandungan kolesterol rendah.
"Penangkaran ini terbagi menjadi empat klaster, salah satunya adalah kawasan pariwisata. Sedangkan khusus untuk kandang rusa seluas 18 hektare. Namun ke depan kandang rusa ini akan diperkecil menjadi 6 hektare, jika nanti sudah ada fasilitas tambahan dan area khusus seperti pemancingan yang sedang disiapkan sekarang," ujar Fatkhul Anam.
Pewarta: M.Ghofar
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur
2024