Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Maruli Simanjuntak menyebut gelar Kaka Demong Agung Bela Negara yang didapatkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai salah satu bentuk budaya Indonesia.
"Penghargaan ini untuk mengingat kembali bahwa ada kultur dan ada masyarakat yang harus kita jaga di IKN ini," kata Maruli di Glamping IKN, Rabu (21/2).
Menurutnya, budaya itu harus tetap ada meskipun di tengah pembangunan IKN, karena Kabupaten PPU dan wilayah lainnya di Kaltim dengan ciri masyarakat adat-nya
"Dan semua hal terkait dengan kearifan lokal merupakan keunggulan tersendiri sebagai salah satu identitas untuk membedakan dengan yang lain," tuturnya.
Pihaknya dari TNI AD bersiap untuk mendukung mereka sebagai masyarakat ada di IKN.
"Kami tinjau dulu sejauh mana, dan kami akan mencoba untuk support mereka paling tidak standar hidup bisa lebih baik," ujarnya.
Menurutnya, hal ini merupakan program dari Pemerintah, "dan kami hanya membackup agar lebih efektif dan efisien lagi ketika sampai ke masyarakat," imbuhnya.
Sebelumnya, Jendral TNI Maruli Simanjuntak diberikan gelar oleh Kesultanan Paser YM. Aji Muhammad Jarnawi bergelar YM Sultan Ibrahim Alamsyah 3.
Gelar itu diberikan di titik 0 IKN, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai adat dari Kalimantan Timur dimana bila gelar itu diberikan untuk tamu agung yang pertama kali datang ke tanah Borneo.
Gelar adat Kaka Demong Agung Bela Negara sebelumnya juga pernah diberikan kepada KSAD sebelumnya yakni Jendral TNI Dudung Abdurachman yang juga diberikan di titik 0 IKN pada Agustus 2022 lalu.
Tak hanya mendapatkan gelar, KSAD dan rombongan di IKN juga disambut oleh tarian adat Ronggeng Paser yang diiringi oleh alunan musik gambus Paser tepat di pintu masuk titik 0 IKN.
Kemudian, dilakukan prosesi tepung tawar saat tiba di titik 0 IKN oleh adat Paser. Ritual tersebut merupakan ritual yang wajib dilakukan saat tamu dari luar daerah tiba di Kalimantan Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Penghargaan ini untuk mengingat kembali bahwa ada kultur dan ada masyarakat yang harus kita jaga di IKN ini," kata Maruli di Glamping IKN, Rabu (21/2).
Menurutnya, budaya itu harus tetap ada meskipun di tengah pembangunan IKN, karena Kabupaten PPU dan wilayah lainnya di Kaltim dengan ciri masyarakat adat-nya
"Dan semua hal terkait dengan kearifan lokal merupakan keunggulan tersendiri sebagai salah satu identitas untuk membedakan dengan yang lain," tuturnya.
Pihaknya dari TNI AD bersiap untuk mendukung mereka sebagai masyarakat ada di IKN.
"Kami tinjau dulu sejauh mana, dan kami akan mencoba untuk support mereka paling tidak standar hidup bisa lebih baik," ujarnya.
Menurutnya, hal ini merupakan program dari Pemerintah, "dan kami hanya membackup agar lebih efektif dan efisien lagi ketika sampai ke masyarakat," imbuhnya.
Sebelumnya, Jendral TNI Maruli Simanjuntak diberikan gelar oleh Kesultanan Paser YM. Aji Muhammad Jarnawi bergelar YM Sultan Ibrahim Alamsyah 3.
Gelar itu diberikan di titik 0 IKN, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai adat dari Kalimantan Timur dimana bila gelar itu diberikan untuk tamu agung yang pertama kali datang ke tanah Borneo.
Gelar adat Kaka Demong Agung Bela Negara sebelumnya juga pernah diberikan kepada KSAD sebelumnya yakni Jendral TNI Dudung Abdurachman yang juga diberikan di titik 0 IKN pada Agustus 2022 lalu.
Tak hanya mendapatkan gelar, KSAD dan rombongan di IKN juga disambut oleh tarian adat Ronggeng Paser yang diiringi oleh alunan musik gambus Paser tepat di pintu masuk titik 0 IKN.
Kemudian, dilakukan prosesi tepung tawar saat tiba di titik 0 IKN oleh adat Paser. Ritual tersebut merupakan ritual yang wajib dilakukan saat tamu dari luar daerah tiba di Kalimantan Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024