Pemerintah menegaskan, pemindahan ibukota negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara, bukan hanya memindahkan pusat pemerintahan, namun juga untuk pemerataan baik dari sisi ekonomi, penduduk, maupun pembangunan secara umum.

Setelah mulai dikebut pembangunannya sejak Februari 2022, kini dampak ekonomi itu sedikit demi sedikit nampak nyata dirasakan oleh warga sekitar maupun kota-kota di sekitarnya, terutama Balikpapan dan Samarinda. Kedua kota ini kemudian disebut kota penyangga IKN.

“Bagi kami, bahkan sejak pertama kali Presiden resmi mengumumkan pemindahan IKN Agustus 2019 silam,” kata Deden Juanda, warga Sepaku yang merantau ke Balikpapan mulai tahun 2010.  

Menurut Deden, pembangunan kota baru adalah kesempatan yang terbuka lebar.

“Saya tidak pernah khawatir soal kalah bersaing. Saya pikir setiap manusia pasti ingin maju dan menuju ke arah modern, maju dan modern itu itu perlu pembangunan,” kata Deden, Minggu.  

Pembangunan yang terutama adalah infrastruktur. Kini jalan antara Balikpapan ke Sepaku sudah sangat baik dibanding sebelum IKN resmi dicanangkan Presiden Jokowi. Ke Sepaku bisa perlu 3-4 jam sendiri padahal jaraknya hanya lebih kurang 70 km.

“Jalan sudah mulus. Tanjakan dan turunan tidak lagi ekstrem. Mobil juga tidak lagi takut nyangkut di lubang jalanan karena lubangnya sudah gak ada,” ujarnya.

Di Balikpapan Deden adalah manajer tempat karaoke keluarga. Memang tak setiap hari dia pergi bolak-balik Sepaku-Balikpapan, apalagi saat jalan masih rusak parah sebelum proyek IKN dimulai itu. Namun sekarang ia bisa pulang menengok orangtuanya lebih sering. Bahkan bila dulu jalan malam dihindari, kini kapan saja ia bisa. Apalagi kalau memilih lewat jalan tol Balikpapan-Samarinda, Balikpapan-Sepaku tinggal 90 menit.

“Jauh sebelum itu, orang tua saya butuh waktu hampir satu hari untuk menuju Balikpapan karena dulu gak ada jalan,” akunya.

Deden juga berharap jalan yang mulus itu juga sampai hingga ke kampung-kampung di Sepaku. Sebab untuk sampai persis ke rumahnya masih melalui jalan desa yang masih perkerasan batu agregat.

“Di kampung-kampung itu rumah-rumah warga, seperti rumah saya, sekitar 500 meter dari jalan utama. Warga Sepaku, mereka itu penunjang pembangunan IKN. Mereka berdagang makanan dan lain-lain kebutuhan para pekerja yang membangun IKN, jadi saya berharap akses jalan kampung juga diperhatikan,” kata Deden.

Selain jalan, telekomunikasi juga semakin baik. Sinyal telepon seluler 4G kini sangat kuat di Sepaku dan sekitarnya. Internet cepat, dan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan layanan sudah 5G. Deden malah sudah pasang internet di rumah orangtuanya.

Menurut Deden, sampai tahun 2019 layanan seluler tak selancar sekarang. Sinyal kerap kali hilang timbul. Untuk mendapatkan sinyal lebih baik kadang orang harus keluar rumah atau menuju tempat tertentu yang sinyalnya bagus.

Kini dengan kualitas layanan seluler yang makin baik, warga bahkan sudah biasa bertransaksi secara elektronik. Tidak ada lagi istilah ‘tidak ada uang kembalian’ sebab melalui aplikasi internet banking, jumlah berapa pun bisa dituliskan.

Selain bekerja di Balikapan, Deden juga masih bertani di Sepaku. Ia menanam lada dan jengkol. Masa sebelum ada IKN, jengkol tidak ada harganya. Mau dikirim ke Balikpapan, ongkos angkutnya membuat harga jual jadi tidak bersahabat. Kini dengan pasar yang mendatangi, Deden jadi bersemangat. Tiap kali panen jengkol dari empat pohon yang dimilikinya, tak lama berselang sudah habis sebab sudah bisa dijual murah, yang dalam urusan jengkol ini di kisaran Rp25-30 ribu per tandan.

“Padahal sekali panen 100 kg ada,” kata Deden. “Dan saya dibayar lewat bank transfer via internet banking.”

Rumahnya yang tak jauh dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN juga membuat Deden berpikir untuk membangun sejumlah usaha untuk hari tuanya kelak. Ia memikirkan membuat angkringan hingga pemancingan.

Titik Nol, awal pembangunan IKN Nusantara, sudah menjadi tempat wisata tersendiri. Seniman pun menampilkan tarian tradisional, selain sebagai hiburan juga untuk memperkenalkan seni dan budaya yang ada di Nusantara, ibukota baru Indonesia. (ANTARA/novi abdi)

RENTAL MOBIL

Kota penyangga IKN, pintu gerbang Kalimantan Timur dan sekarang juga jadi gerbang IKN, pun mendapat berkah melimpah dari pembangunan di IKN.

“Kami sebagai pengusaha jasa transportasi, yaitu penyedia mobil untuk disewa, mendapat dampak bahkan sejak IKN baru sebagai rencana,” kata Fitriyani, anggota Asosiasi Pengusaha Rent Car Daerah (Asperda) Balikpapan.

Setiap yang hendak menuju ke IKN dipastikan singgah di Kota Minyak untuk makan dan mencari mobil sewaan. Fitriyani menyediakan berbagai macam mobil, mulai dari Kijang Innova, Mitsubishi Pajero, sampai Toyota Hiace.

“Bahkan kami juga bersiap untuk mobil listrik,” kata Fitri.

Hal itu sebab Presiden Jokowi menegaskan bahwa IKN adalah kota ramah lingkungan dengan zero emisi, yang artinya kendaraan yang mengeluarkan emisi nantinya tidak diperkenankan ada di IKN.

 

BERKAH UNTUK HUNIAN HOTEL

Pembangunan IKN di Sepaku juga menjadi menjadi berkah buat dunia perhotelan di Kota Balikpapan. Afrianto,  FB Manager dari Maxone Hotel Balikpapan mengatakan, sejak 2022, Maxone yang tergolong hotel baru di Kota Minyak, kini tingkat huniannya selalu di atas 80 persen.

“Balikpapan ini kan kota transit sebelum ke IKN. Orang istirahat dulu di sini sebelum ke IKN, atau sebaliknya, istirahat sebelum ke bandara dan kembali ke kota asalnya,” kata Afrianto.

Pun bila nanti IKN sudah mulai ditempati. Para pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara yang jumlahnya puluhan ribu tidak bisa serta merta ke IKN, melainkan singgah dulu di Balikpapan.

“Apalagi nanti mulai bulan Agustus kan ada upacara di IKN dan juga peresmian IKN. Sedikit bocoran yang saya dapat mulai Juni, ASN sudah mulai pindah dan itu ada ribuan. Tidak mungkin mereka langsung ke sana, pasti cari hotel dulu di sini. Kamar kami yang hanya 115 bisa kurang,” ungkapnya.

Karena itu bahkan sudah ada yang reservasi atau memesan kamar di Maxone untuk rombongan menuju ke IKN pada Agustus mendatang.

Keadaan serupa juga dituturkan para pengelola hotel lainnya. Hotel Golden Tulip serta Hotel Novotel mendapat pertumbuhan okupansi atau tingkat hunian yang sangat baik. Novotel bahkan menjadi satu pilihan tempat Presiden Jokowi menginap bila bermalam di Balikpapan.

PENINGKATAN KUALITAS SDM

Disisi lain, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud juga mengungkapkan sejumlah manfaat pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.  

"Salah satunya manfaat dari IKN ini menumbuhkan ekonomi di Kota Balikpapan sebagai beranda-nya," ujarnya.

Oleh sebab itu Wali Kota mengingatkan kepada masyarakat agar terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar tidak kalah saing dan kelak tidak menjadi penonton di rumah sendiri.

Karena itu pemerintah kota meningkatkan fasilitas dari sejumlah sekolah kejuruan atau SMK di Balikpapan dan perguruan tinggi seperti Politeknik Balikpapan untuk menciptakan tenaga terampil yang siap masuk pasar kerja.

Pemerintah Kota Balikpapan juga mempermudah berinvestasi di Balikpapan dengan memudahkan perizinan dan berbagai fasilitas lainnya.

"Investasi  adalah peluang menumbuhkan ekonomi masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja yang selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan," kata Wali Kota Rahmad yang baru saja menerima kunjungan para pengusaha dari Malaysia yang berniat berinvestasi di bidang properti perumahan dan apartemen.

Wali Kota juga menegaskan pihaknya terus mendukung gelaran ekonomi kreatif dan UMKM, serta ekonomi digital. Bertambahnya penduduk Balikpapan sebab IKN jelas memerlukan perumahan dan hunian lainnya, membuka peluang usaha warung makan, laundry, transportasi online, hingga jasa antar makanan.

“Seperti wedding festival di Plaza Balikpapan kemarin, itu kan melibatkan banyak pihak dan menggerakkan ekonomi, selain memperlihatkan bahwa kita di Balikpapan juga punya, kita kreatif, dan siap menyambut IKN,” demikian Wali Kota Rahmad. ***

Pewarta: Novi Abdi, M Solih Januar

Editor : M.Ghofar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024