Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menilai, tumpahnya wisatawan di Pulau Dewata pada beberapa waktu lalu menjelang akhir tahun 2023 disebabkan penumpukan wisatawan di Bali Selatan.
“Kenapa semua menumpuk di Bali Selatan, Bapak Pj Gubernur Bali dan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali telah mempromosikan wisata Bali Utara, Bali Barat maupun Bali Timur. Kami mendorong agar investasi lebih banyak di luar Bali Selatan supaya terdistribusi karena ini yang akan menjadi catatan kami,” ujar Sandiaga di Jakarta, Rabu.
Dirinya juga menyoroti kemacetan panjang menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga menyebabkan para wisatawan berjalan kaki menuju bandara.
Ia menilai hal ini terjadi bukan karena jumlah wisatawan yang masuk ke Pulau Dewata, melainkan pengaturan kendaraan pribadi yang belum baik.
“Karena yang terjadi di Bali bukan jumlah wisatawan yang masuk tapi pengaturan (kendaraan pribadi),” ujarnya.
Berdasarkan info dari otoritas bandara setempat, Sandi menuturkan tak ada peningkatan penumpang pesawat secara signifikan. Kemacetan panjang yang viral di media sosial itu disebabkan aktivitas kendaraan pribadi yang memadati area bandara.
Sementara soal Bali yang masuk dalam jajaran destinasi wisata overtourism atau kelebihan wisatawan sepanjang Januari- November 2023 menurut World Travel and Council, Menparekraf menyebut hal ini menjadi catatan tersendiri bagi pihaknya.
Namun demikian, berdasarkan catatannya, jumlah wisatawan yang datang ke Bali pada 2019 dibandingkan dengan 2023, jumlahnya masih di bawah 30 persen.
Lebih lanjut guna menghindari kepadatan lalu lintas dalam menghadapi lonjakan wisatawan, ia menyebut pemerintah sedang mendesain pembangunan kereta LRT.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali Tjok Bagus Pemayun menuturkan kunjungan wisman ke Bali pada Januari hingga akhir Desember 2023 mencapai 5.328.238, sementara kunjungan wisnus sebanyak 9.877.911.
Atas kemacetan yang terjadi pada beberapa waktu lalu, ia menyebut akan menjadikan catatan sehingga hal itu tidak kembali terulang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
“Kenapa semua menumpuk di Bali Selatan, Bapak Pj Gubernur Bali dan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali telah mempromosikan wisata Bali Utara, Bali Barat maupun Bali Timur. Kami mendorong agar investasi lebih banyak di luar Bali Selatan supaya terdistribusi karena ini yang akan menjadi catatan kami,” ujar Sandiaga di Jakarta, Rabu.
Dirinya juga menyoroti kemacetan panjang menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga menyebabkan para wisatawan berjalan kaki menuju bandara.
Ia menilai hal ini terjadi bukan karena jumlah wisatawan yang masuk ke Pulau Dewata, melainkan pengaturan kendaraan pribadi yang belum baik.
“Karena yang terjadi di Bali bukan jumlah wisatawan yang masuk tapi pengaturan (kendaraan pribadi),” ujarnya.
Berdasarkan info dari otoritas bandara setempat, Sandi menuturkan tak ada peningkatan penumpang pesawat secara signifikan. Kemacetan panjang yang viral di media sosial itu disebabkan aktivitas kendaraan pribadi yang memadati area bandara.
Sementara soal Bali yang masuk dalam jajaran destinasi wisata overtourism atau kelebihan wisatawan sepanjang Januari- November 2023 menurut World Travel and Council, Menparekraf menyebut hal ini menjadi catatan tersendiri bagi pihaknya.
Namun demikian, berdasarkan catatannya, jumlah wisatawan yang datang ke Bali pada 2019 dibandingkan dengan 2023, jumlahnya masih di bawah 30 persen.
Lebih lanjut guna menghindari kepadatan lalu lintas dalam menghadapi lonjakan wisatawan, ia menyebut pemerintah sedang mendesain pembangunan kereta LRT.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali Tjok Bagus Pemayun menuturkan kunjungan wisman ke Bali pada Januari hingga akhir Desember 2023 mencapai 5.328.238, sementara kunjungan wisnus sebanyak 9.877.911.
Atas kemacetan yang terjadi pada beberapa waktu lalu, ia menyebut akan menjadikan catatan sehingga hal itu tidak kembali terulang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024