Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, menargetkan pada 2024 dapat menurunkan stunting hingga menjadi 10 persen, bahkan bisa lebih rendah lagi karena berbagai pola percepatan yang terus dilakukan.
"Target nasional angka prevalensi stunting 2024 adalah 14 persen, tapi tim percepatan Kukar optimistis tahun depan bisa turun menjadi di bawah 10 persen," kata Sekretaris Kabupaten Kukar Sunggono di Tenggarong, Rabu.
Data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Kabupaten Kukar pada 2021 tergolong tinggi yakni mencapai 26,4 persen dan terjadi kenaikan menjadi 27,1 persen pada 2022.
Sedangkan pada 2023 angka stunting di "Bumi Etam" ini ditarget turun menjadi 18,13 persen dan pada 2024 turun lagi setidaknya menjadi 10 persen.
Pihaknya optimistis target tercapai karena kinerja tim dan satuan tugas (satgas) penanganan stunting yang optimal selama ini, dibuktikan dari perkembangan data dan laporan administrasi.
Baca juga: Sekda:Penurunan stunting di Kutai Kartanegara dilakukan terintegrasi
"Saya juga ucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kukar yang tekah menjadi percontohan bagi kinerja penurunan stunting di Kaltim. Ini menggambarkan bahwa upaya penurunan stunting di Kukar sudah berjalan baik," katanya.
Sunggono melanjutkan, upaya Pemkab Kukar cukup memadai dalam penanganan stunting, meski ada catatan administrasi yang perlu dicermati terkait kebijakan penganggaran agar bisa secara nyata menyebutkan item dan detail untuk kegiatan penurunan stunting.
Namun demikian, ia tetap memberi apresiasi tinggi kepada satgas dan OPD yang terus meningkatkan kerja sama dalam penurunan stunting, sehingga saat ini mulai kelihatan hasilnya.
"Saya pun berterima kasih kepada para kepala desa, lurah, dan camat yang terus melakukan berbagai program mitigasi stunting, mulai dari penanganan hingga pencegahan, sehingga hal ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Sunggono.
Baca juga: Sekda Kaltim: Sinergi data guna percepat penurunan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Target nasional angka prevalensi stunting 2024 adalah 14 persen, tapi tim percepatan Kukar optimistis tahun depan bisa turun menjadi di bawah 10 persen," kata Sekretaris Kabupaten Kukar Sunggono di Tenggarong, Rabu.
Data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Kabupaten Kukar pada 2021 tergolong tinggi yakni mencapai 26,4 persen dan terjadi kenaikan menjadi 27,1 persen pada 2022.
Sedangkan pada 2023 angka stunting di "Bumi Etam" ini ditarget turun menjadi 18,13 persen dan pada 2024 turun lagi setidaknya menjadi 10 persen.
Pihaknya optimistis target tercapai karena kinerja tim dan satuan tugas (satgas) penanganan stunting yang optimal selama ini, dibuktikan dari perkembangan data dan laporan administrasi.
Baca juga: Sekda:Penurunan stunting di Kutai Kartanegara dilakukan terintegrasi
"Saya juga ucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kukar yang tekah menjadi percontohan bagi kinerja penurunan stunting di Kaltim. Ini menggambarkan bahwa upaya penurunan stunting di Kukar sudah berjalan baik," katanya.
Sunggono melanjutkan, upaya Pemkab Kukar cukup memadai dalam penanganan stunting, meski ada catatan administrasi yang perlu dicermati terkait kebijakan penganggaran agar bisa secara nyata menyebutkan item dan detail untuk kegiatan penurunan stunting.
Namun demikian, ia tetap memberi apresiasi tinggi kepada satgas dan OPD yang terus meningkatkan kerja sama dalam penurunan stunting, sehingga saat ini mulai kelihatan hasilnya.
"Saya pun berterima kasih kepada para kepala desa, lurah, dan camat yang terus melakukan berbagai program mitigasi stunting, mulai dari penanganan hingga pencegahan, sehingga hal ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Sunggono.
Baca juga: Sekda Kaltim: Sinergi data guna percepat penurunan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023