Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Sunggono mengatakan upaya penurunan angka stunting secara terintegrasi, dengan melibatkan berbagai organisasi, kerja sama antardinas di tingkat daerah hingga pemerintah pusat.

"Penurunan stunting yang terintegrasi oleh seluruh pemangku kepentingan ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkomitmen kuat mencetak generasi emas pada 2045 sebagai generasi penerus bangsa," ujar dia di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat.

Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara pada 2021 tergolong tinggi, yakni 26,4 persen, naik pada 2022 menjadi 27,1 persen.

Pemkab setempat mempunyai target pada 2023 angka stunting turun menjadi 18,13 persen dan pada 2024 turun menjadi 14,42 persen sehingga perlu kerja keras dan menguatkan integrasi untuk mencapai target tersebut.

Saat membuka kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting Semester II/2023 di ruang Serbaguna Kantor Bupati Kutai Kartanegara, ia menyatakan, salah satu kegiatan prioritas penurunan stunting, berupa audit kasus stunting.

Audit ini, katanya, upaya identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis survelans rutin atau sumber data lainnya, sehingga bisa diketahui tingkat capaian sekaligus sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja pada masa mendatang.

"Tujuan audit untuk mengidentifikasi atau menyeleksi kasus stunting dengan memanfaatkan sumber data yang tersedia dengan kelompok sasaran yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/nifas, dan bayi berusia di bawah dua tahun atau bayi berusia di bawah lima tahun dalam intervensi stunting," katanya.

Data yang diperoleh pada audit ini akan dibahas bersama para pakar, sehingga diharapkan akan dirumuskan bersama tentang intervensi dan tindak lanjut agar kasus stunting tidak bertambah, tetapi justru terjadi penurunan sebagaimana target yang ditetapkan.

"Tugas ke depan masih banyak yang salah satunya pendekatan berbasis keluarga, sehingga tim pendamping keluarga (TPK) diharapkan tidak hanya melakukan pendataan, tapi juga aktif mendampingi agar keluarga sasaran termotivasi melakukan pencegahan stunting," ucap Sunggono.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023