Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Peraih emas pertama dari cabang olahraga gulat pada SEA Games Myanmar 2013 Kusno Hadi Putra diancam DO (drop out) oleh pihak fakultas tempatnya menimba ilmu di Universitas Mulawarman Samarinda dengan alasan terlalu sering izin dispensasi.
"Saya heran sekali dengan sikap fakultas. Padahal izin dispensasi itu resmi dari lembaga formal karena ia membela nama daerah maupun nama negara," kata pelatih nasional gulat Bunyamin di Samarinda, Kamis.
Kusno Hadi diakuinya memang harus izin dispensasi dengan waktu cukup panjang, yakni sejak 2012 ketika Kaltim harus menghadapi PON XVIII-2012 di Riau sehingga harus mengikuti TC (training center) Puslatda selama enam bulan.
Kusno setelah PON 2012, kembali harus meminta izin dispensasi dari Fakultas Mipa (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Unmul Samarinda karena dipanggil ke Jakarta untuk TC persiapan SEA Games 2013 di Myanmar.
Pengorbanan Kusno Hadi untuk menunda perkuliahannya membuahkan hasil. Kusno Hadi menjadi atlet gulat pertama pada nomor Greco-Roman putra kelas 74 kilogram yang berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Yangon setelah menundukkan pegulat Thailand, 10 Desember 2013.
Saat akan meminta izin dispensasi ke fakultasnya untuk mengikuti pemusatan latihan dalam menghadapi Asean Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, ia mendapat ancaman akan "di-DO" jika nekad meninggalkan perkuliahan.
"Jelas sikap fakultas ini merugikan Kusno, padahal ia izin untuk membela nama negara. Yang kami herankan, teman-teman atlet lain dari luar Kaltim tidak mengalami perlakuan seperti itu," Bunyamin yang juga ayah dari Kusno Hadi.
Ia mengingatkan agar persoalan tersebut harus segera dituntaskan pihak terkait karena bisa merugikan Kaltim, misalnya beberapa daerah sudah melakukan pendekatan kepada atlet sangat berpotensi emas pada PON XIX-2016 Jawa Barat.
"Beberapa daerah sudah melakukan pendekatan dengan iming-iming akan menyediakan universitas terbaik di daerahnya serta berbagai fasilitas lain, asal Kusno Hadi mau memperkuat daerah mereka pada PON 2016," ujar Buyamin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Saya heran sekali dengan sikap fakultas. Padahal izin dispensasi itu resmi dari lembaga formal karena ia membela nama daerah maupun nama negara," kata pelatih nasional gulat Bunyamin di Samarinda, Kamis.
Kusno Hadi diakuinya memang harus izin dispensasi dengan waktu cukup panjang, yakni sejak 2012 ketika Kaltim harus menghadapi PON XVIII-2012 di Riau sehingga harus mengikuti TC (training center) Puslatda selama enam bulan.
Kusno setelah PON 2012, kembali harus meminta izin dispensasi dari Fakultas Mipa (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Unmul Samarinda karena dipanggil ke Jakarta untuk TC persiapan SEA Games 2013 di Myanmar.
Pengorbanan Kusno Hadi untuk menunda perkuliahannya membuahkan hasil. Kusno Hadi menjadi atlet gulat pertama pada nomor Greco-Roman putra kelas 74 kilogram yang berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Yangon setelah menundukkan pegulat Thailand, 10 Desember 2013.
Saat akan meminta izin dispensasi ke fakultasnya untuk mengikuti pemusatan latihan dalam menghadapi Asean Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, ia mendapat ancaman akan "di-DO" jika nekad meninggalkan perkuliahan.
"Jelas sikap fakultas ini merugikan Kusno, padahal ia izin untuk membela nama negara. Yang kami herankan, teman-teman atlet lain dari luar Kaltim tidak mengalami perlakuan seperti itu," Bunyamin yang juga ayah dari Kusno Hadi.
Ia mengingatkan agar persoalan tersebut harus segera dituntaskan pihak terkait karena bisa merugikan Kaltim, misalnya beberapa daerah sudah melakukan pendekatan kepada atlet sangat berpotensi emas pada PON XIX-2016 Jawa Barat.
"Beberapa daerah sudah melakukan pendekatan dengan iming-iming akan menyediakan universitas terbaik di daerahnya serta berbagai fasilitas lain, asal Kusno Hadi mau memperkuat daerah mereka pada PON 2016," ujar Buyamin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014