Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Yayasan Borneo Orangutan Survival (Borneo Orangutan Survival Foundation, BOSF) melepasliarkan 10 ekor orangutan Kalimantan Timur (Pongo pygmaeus morio), Kamis (20/3) dan Jumat (21/3) ke Hutan Kehje Sewen di Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Ke-10 orangutan tersebut terdiri dari empat jantan dan enam betina dengan berumur 16-20 tahun.
"Pelepasliaran kali ini bertepatan dengan Hari Kehutanan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 21 Maret," kata drh Agus Irwanto, Manajer Program Samboja Lestari.
Samboja Lestari adalah fasilitas penyelamatan dan pendidikan orangutan milik BOSF di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.
BOSF menyewa pesawat Twin Otter yang berkapasitas 18 penumpang manusia dari Airfast untuk menerbangkan mereka ke Muara Wahau, Kutai Timur dari Bandara Sepinggan di Balikpapan.
Pada pagi Kamis (20/3), dengan dua unit truk dan dalam dua rombongan terpisah, delapan orangutan dimasukkan dalam kandang-kandang alumunium yang dirancang khusus sebagai kargo udara. Dua ekor lagi akan diterbangkan pada Jumat (21/3).
Mereka menempuh perjalanan selama satu jam untuk jarak lebih kurang 40 km dari camp Samboja Lestari menuju Bandara Sepinggan di Balikpapan.
Para orangutan kemudian diterbangkan juga dalam dua kali penerbangan ke lapangan terbang milik PT Swakarsa Sinar Sentosa, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit tidak jauh dari ibukota kecamatan Muara Wahau.
Penerbangan pertama dimulai pukul 11.00 Wita dan penerbangan kedua pukul 12.35 Wita.
"Dari Swakarsa, perjalanan diteruskan dengah helikopter selama 30 menit ke utara ke hutan Kehje Sewen," kata drh Agus Irwanto.
Karena tidak ada ruang di dalam helikopter untuk kargo, kandang-kandang tersebut digantung dengan sling baja hingga ke titik yang sudah ditentukan di Hutan Kehje Sewen, hutan adat Orang Wehea yang dikelola oleh PT Rehabilitasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI).
Menurut drh Agus, para orangutan akan langsung dilepaskan ke hutan dan tidak lagi menjalani adaptasi selama 24 jam seperti pada orangutan pelepasliaran sebelumnya.
"Mereka semua ini kan sudah lulus Sekolah Hutan yang dibuat mirip dengan hutan tempat pelepasliaran ini," ujar drh Agus.
Sampai dengan Maret 2014 ini, BOSF sudah melepasliarkan 31 orangutan ke Kehje Sewen. Termasuk juga mengirim pulang orangutan dari Kalimantan Tengah (Pongo pygmaeus wurmbii) yang juga dititipkan ke Samboja Lestari ke Hutan Lindung Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya di Pegunungan Schwanner. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Ke-10 orangutan tersebut terdiri dari empat jantan dan enam betina dengan berumur 16-20 tahun.
"Pelepasliaran kali ini bertepatan dengan Hari Kehutanan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 21 Maret," kata drh Agus Irwanto, Manajer Program Samboja Lestari.
Samboja Lestari adalah fasilitas penyelamatan dan pendidikan orangutan milik BOSF di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.
BOSF menyewa pesawat Twin Otter yang berkapasitas 18 penumpang manusia dari Airfast untuk menerbangkan mereka ke Muara Wahau, Kutai Timur dari Bandara Sepinggan di Balikpapan.
Pada pagi Kamis (20/3), dengan dua unit truk dan dalam dua rombongan terpisah, delapan orangutan dimasukkan dalam kandang-kandang alumunium yang dirancang khusus sebagai kargo udara. Dua ekor lagi akan diterbangkan pada Jumat (21/3).
Mereka menempuh perjalanan selama satu jam untuk jarak lebih kurang 40 km dari camp Samboja Lestari menuju Bandara Sepinggan di Balikpapan.
Para orangutan kemudian diterbangkan juga dalam dua kali penerbangan ke lapangan terbang milik PT Swakarsa Sinar Sentosa, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit tidak jauh dari ibukota kecamatan Muara Wahau.
Penerbangan pertama dimulai pukul 11.00 Wita dan penerbangan kedua pukul 12.35 Wita.
"Dari Swakarsa, perjalanan diteruskan dengah helikopter selama 30 menit ke utara ke hutan Kehje Sewen," kata drh Agus Irwanto.
Karena tidak ada ruang di dalam helikopter untuk kargo, kandang-kandang tersebut digantung dengan sling baja hingga ke titik yang sudah ditentukan di Hutan Kehje Sewen, hutan adat Orang Wehea yang dikelola oleh PT Rehabilitasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI).
Menurut drh Agus, para orangutan akan langsung dilepaskan ke hutan dan tidak lagi menjalani adaptasi selama 24 jam seperti pada orangutan pelepasliaran sebelumnya.
"Mereka semua ini kan sudah lulus Sekolah Hutan yang dibuat mirip dengan hutan tempat pelepasliaran ini," ujar drh Agus.
Sampai dengan Maret 2014 ini, BOSF sudah melepasliarkan 31 orangutan ke Kehje Sewen. Termasuk juga mengirim pulang orangutan dari Kalimantan Tengah (Pongo pygmaeus wurmbii) yang juga dititipkan ke Samboja Lestari ke Hutan Lindung Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya di Pegunungan Schwanner. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014