Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Paser, Yusuf menyebutkan dari 336 koperasi yang ada di Kabupaten Paser, sebanyak 161 koperasi tidak aktif lagi karena persoalan pengelolaan koperasi.
“Dari 336 koperasi sekitar 47 persen atau 161 koperasi tidak aktif karena persoalan pengelolaan,” kata Yusuf di Tanah Grogot, Rabu (12/7).
Oleh karena itu kata dia, Pemerintah Kabupaten Paser terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia atau SDM untuk pengelola koperasi.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan di antaranya melakukan pelatihan. Tahun ini telah dua kali melakukan pembinaan kepada pengurus koperasi.
Diharapkan dengan pelatihan tersebut pengurus koperasi dapat memahami bagaimana mengelola koperasi agar bisa bertahan.
Yusuf menjelaskan di Kabupaten Paser baru 27 koperasi atau sekitar delapan persen yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
“Banyak koperasi yang belum melaksanakan RAT, dikarenakan sebagian pengurus tidak memahami bagaimana manajemen laporan keuangan koperasi,” katanya.
Menurutnya, persaingan di era digitalisasi saat ini menuntut koperasi harus lebih maju dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Dengan demikian koperasi sebagai badan usaha bisa bersaing dengan pelaku ekonomi lain.
“Yang paling utama diperlukan, koperasi harus dikelola secara profesional serta tanggungjawab agar bisa terus berkembang,” tegasnya.
Sementara itu akademisi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) Tanah Grogot, Asman, S.P, M.P, mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi kemajuan koperasi di daerah.
“Pertama adalah sumber daya manusia pengelola koperasi,” kata Asman
Asman yang merupakan Dekan Pertanian dan Bisnis Digital UMKT menilai kemampuan SDM akan berdampak pada kemajuan koperasi. Karena itu ia mendorong pemerintah daerah aktif melakukan pembinaan kepada pengurus koperasi.
Lanjut Asman, faktor kedua yang membuat koperasi bisa maju adalah adanya manajemen atau tata kelola koperasi yang baik. Manajemen yang baik sangat berkaitan dengan kualitas SDM.
“Faktor ketiga adalah dukungan stakeholder dari pemerintah pusat dan daerah terhadap kemajuan koperasi,” katanya.
Diketahui, tema Hari Koperasi Indonesia tahun 2023 adalah "Bangga Berkoperasi Indonesia Maju,".
Mengingat saat ini adalah era digitalisasi, Asman berpendapat sudah seharusnya koperasi mengarah pada digitalisasi agar akrab dan mudah diterima oleh generasi muda.
“Seharusnya sudah ke arah digitalisasi, mau tidak mau. Karena bisa memangkas biaya operasional, memudahkan pelayanan, apalagi sesuai dengan rencana daerah Mewujudkan Smart City,” terang Asman.
Menurutnya, kedudukan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, tidak bisa terbantahkan peran generasi muda untuk melakukan revitalisasi koperasi.
"Generasi muda saat ini cenderung berpikir realistis dan konkret terhadap sesuatu," katanya.
Ia mengumpamakan soal pertanian, saat ditawarkan program pertanian kepada generasi muda, mereka tidak bisa langsung menerimanya, ‘ayo bertani’, tapi harus diperlihatkan bukti atau hasil nyata dari pertanian yang modern, baru mereka akan tertarik.
Asman meyakini digitalisasi memiliki daya tarik bagi generasi muda untuk berkecimpung dalam dunia koperasi.
"Contoh, sebuah koperasi digital seperti pinjaman online (pinjol) yang saat ini banyak digunakan generasi muda. Harusnya koperasi bisa diarahkan seperti itu,” kata Asman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
“Dari 336 koperasi sekitar 47 persen atau 161 koperasi tidak aktif karena persoalan pengelolaan,” kata Yusuf di Tanah Grogot, Rabu (12/7).
Oleh karena itu kata dia, Pemerintah Kabupaten Paser terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia atau SDM untuk pengelola koperasi.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan di antaranya melakukan pelatihan. Tahun ini telah dua kali melakukan pembinaan kepada pengurus koperasi.
Diharapkan dengan pelatihan tersebut pengurus koperasi dapat memahami bagaimana mengelola koperasi agar bisa bertahan.
Yusuf menjelaskan di Kabupaten Paser baru 27 koperasi atau sekitar delapan persen yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
“Banyak koperasi yang belum melaksanakan RAT, dikarenakan sebagian pengurus tidak memahami bagaimana manajemen laporan keuangan koperasi,” katanya.
Menurutnya, persaingan di era digitalisasi saat ini menuntut koperasi harus lebih maju dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Dengan demikian koperasi sebagai badan usaha bisa bersaing dengan pelaku ekonomi lain.
“Yang paling utama diperlukan, koperasi harus dikelola secara profesional serta tanggungjawab agar bisa terus berkembang,” tegasnya.
Sementara itu akademisi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) Tanah Grogot, Asman, S.P, M.P, mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi kemajuan koperasi di daerah.
“Pertama adalah sumber daya manusia pengelola koperasi,” kata Asman
Asman yang merupakan Dekan Pertanian dan Bisnis Digital UMKT menilai kemampuan SDM akan berdampak pada kemajuan koperasi. Karena itu ia mendorong pemerintah daerah aktif melakukan pembinaan kepada pengurus koperasi.
Lanjut Asman, faktor kedua yang membuat koperasi bisa maju adalah adanya manajemen atau tata kelola koperasi yang baik. Manajemen yang baik sangat berkaitan dengan kualitas SDM.
“Faktor ketiga adalah dukungan stakeholder dari pemerintah pusat dan daerah terhadap kemajuan koperasi,” katanya.
Diketahui, tema Hari Koperasi Indonesia tahun 2023 adalah "Bangga Berkoperasi Indonesia Maju,".
Mengingat saat ini adalah era digitalisasi, Asman berpendapat sudah seharusnya koperasi mengarah pada digitalisasi agar akrab dan mudah diterima oleh generasi muda.
“Seharusnya sudah ke arah digitalisasi, mau tidak mau. Karena bisa memangkas biaya operasional, memudahkan pelayanan, apalagi sesuai dengan rencana daerah Mewujudkan Smart City,” terang Asman.
Menurutnya, kedudukan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, tidak bisa terbantahkan peran generasi muda untuk melakukan revitalisasi koperasi.
"Generasi muda saat ini cenderung berpikir realistis dan konkret terhadap sesuatu," katanya.
Ia mengumpamakan soal pertanian, saat ditawarkan program pertanian kepada generasi muda, mereka tidak bisa langsung menerimanya, ‘ayo bertani’, tapi harus diperlihatkan bukti atau hasil nyata dari pertanian yang modern, baru mereka akan tertarik.
Asman meyakini digitalisasi memiliki daya tarik bagi generasi muda untuk berkecimpung dalam dunia koperasi.
"Contoh, sebuah koperasi digital seperti pinjaman online (pinjol) yang saat ini banyak digunakan generasi muda. Harusnya koperasi bisa diarahkan seperti itu,” kata Asman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023