Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Warga korban banjir akibat meluapnya Sungai Tenggarong, anak Sungai Mahakam, di Kabupaten Kutai Kartanegara, mulai terserang penyakit.
"Sejak dua hari terakhir, warga korban banjir yang datang ke Posko Induk Penanggulangan Banjir BPBD Kutai Kartanegara, mengeluh terserang penyakit gatal-gatal dan batuk pilek," tutur petugas Kesehatan Posko Penanggulangan Banjir BPBD Kutai Kartanegara, dr Sugiarti, Senin.
Selain warga yang datang menyampakan keluhan ke Posko Penanggulangan Banjir Kutai Kartanegara, data warga korban banjir yang terserang penyakit itu juga diperoleh berdasarkan pemeriksaan keliling menggunakan ambulans.
"Keluhan warga korban banjir itu baru terdata sejak dua hari terakhir. Selain warga sendiri yang datang melapr ke posko, data warga korban banjir itu kami peroleh berdasarkan pemeriksaan keliling menggunakan ambulans," kata Sugiarti.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara Darmansyah menyatakan sejak Senin, pemerintah setempat menetapkan banjir di dua kelurahan yakni Kelurahan Loa Ipuh dan Maluhu, Kecamatan Tenggarong dalam status Tanggap Darurat.
"Hari Senin ini kami menggelar rapat koordinasi bersama instansi terkait guna menetapkan status bencana banjir tersebut. Berdasarkan rapat disepakati, status banjir Loa Ipuh adalah tanggap darurat selama tujuh hari terhitung sejak hari ini," ujar Darmansyah.
Penetapan tanggap darurat itu, menurut dia, berdasarkan pertimbangan ketinggian air yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan surut, wilayah dan korban musibah juga bertambah, kemudian beberapa fasilitas umum seperti Puskesmas, rumah ibadah juga ikut terendam, serta anak korban banjir yang ingin sekolah kesulitan untuk menjangkau sekolah karena jalan yang terendam.
Disamping itu, tambah dia, keluhan megenai gangguan kesehatan juga sudah ada, yaitu gatal-gatal dan demam.
Darmansyah berharap dengan situasi tanggap darurat banjir ini, dapat menjadi dasar bagi Pemprov Kaltim atau pihak manapun untuk meyalurkan bantuan.
Banjir tersebut akibat meluapnya Sungai Teggarong yang merupakan anak Sungai Mahakam terjadi mulai menggenangi rumah warga sejak Jumat (10/1) lalu.
Berdasarkan data BPBD Kutai Kartanegara hingga Senin sore, sebanyak 931 rumah yang dihuni 1.153 Kepala Keluarga atau 3.943 jiwa terendam banjir dan 65 orang mengungsi di Posko Penanggulangan Banjir BPBD di Loa Ipuh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Sejak dua hari terakhir, warga korban banjir yang datang ke Posko Induk Penanggulangan Banjir BPBD Kutai Kartanegara, mengeluh terserang penyakit gatal-gatal dan batuk pilek," tutur petugas Kesehatan Posko Penanggulangan Banjir BPBD Kutai Kartanegara, dr Sugiarti, Senin.
Selain warga yang datang menyampakan keluhan ke Posko Penanggulangan Banjir Kutai Kartanegara, data warga korban banjir yang terserang penyakit itu juga diperoleh berdasarkan pemeriksaan keliling menggunakan ambulans.
"Keluhan warga korban banjir itu baru terdata sejak dua hari terakhir. Selain warga sendiri yang datang melapr ke posko, data warga korban banjir itu kami peroleh berdasarkan pemeriksaan keliling menggunakan ambulans," kata Sugiarti.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara Darmansyah menyatakan sejak Senin, pemerintah setempat menetapkan banjir di dua kelurahan yakni Kelurahan Loa Ipuh dan Maluhu, Kecamatan Tenggarong dalam status Tanggap Darurat.
"Hari Senin ini kami menggelar rapat koordinasi bersama instansi terkait guna menetapkan status bencana banjir tersebut. Berdasarkan rapat disepakati, status banjir Loa Ipuh adalah tanggap darurat selama tujuh hari terhitung sejak hari ini," ujar Darmansyah.
Penetapan tanggap darurat itu, menurut dia, berdasarkan pertimbangan ketinggian air yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan surut, wilayah dan korban musibah juga bertambah, kemudian beberapa fasilitas umum seperti Puskesmas, rumah ibadah juga ikut terendam, serta anak korban banjir yang ingin sekolah kesulitan untuk menjangkau sekolah karena jalan yang terendam.
Disamping itu, tambah dia, keluhan megenai gangguan kesehatan juga sudah ada, yaitu gatal-gatal dan demam.
Darmansyah berharap dengan situasi tanggap darurat banjir ini, dapat menjadi dasar bagi Pemprov Kaltim atau pihak manapun untuk meyalurkan bantuan.
Banjir tersebut akibat meluapnya Sungai Teggarong yang merupakan anak Sungai Mahakam terjadi mulai menggenangi rumah warga sejak Jumat (10/1) lalu.
Berdasarkan data BPBD Kutai Kartanegara hingga Senin sore, sebanyak 931 rumah yang dihuni 1.153 Kepala Keluarga atau 3.943 jiwa terendam banjir dan 65 orang mengungsi di Posko Penanggulangan Banjir BPBD di Loa Ipuh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014