Psikolog anak dan keluarga Universitas Indonesia Saskhya Aulia Prima menyarankan bermain bersama menjadi upaya ideal berinteraksi dan membangun ikatan dengan anak pada era teknologi digital saat ini.
"Anak-anak main sendiri dan bersama-sama itu manfaatnya beda. Bermain bersama adalah cara paling ideal bagi orang tua dan anak saling berinteraksi dan berkoneksi," kata Saskhya di Jakarta, Jumat.
Saskhya tidak menyangkal bahwa orang tua pada era saat ini seringkali terlalu fokus ponsel pintar karena terkait pekerjaan. Tapi, kecenderungan itu berdampak pada interaksi yang minim antara orang tua ke anak sehingga ikatan emosional tidak tercipta.
"Saat kita main sama anak pun lihatnya handphpne. Sementara, sebenarnya banyak pertanyaan yang anak-anak sering cari di Internet yang bisa ditanyakan ke kita," ujar Saskhya.
Baca juga: Mengenal fenomena "fatherless" dan pentingnya peran ayah bagi anak
Penelitian mengungkapkan bahwa emosi positif yang ditunjukkan orang tua saat bermain dengan anak memiliki hubungan dengan kurangnya permasalahan perilaku pada anak.
"Kalau main, biasanya orang tua emosinya lebih positif, lebih banyak ketawa, apalagi bapak-bapak main sama anak enggak mungkin ekspresinya datar-datar saja. Itu membantu anak untuk enggak punya masalah perilaku misalnya agresif atau masalah-masalah di sekolah," katanya.
Anak akan memiliki kesempatan untuk lebih aktif bergerak, spontan, dan memiliki pengalaman menyenangkan selama bermain dengan sang ayah.
Sosok ayah yang sensitif dan responsif terhadap kebutuhan anak selama bermain juga dapat menjadi contoh bagi anak untuk memiliki cara yang baik dalam bergaul dengan teman-temannya.
"Karena kalau ibu-ibu, anaknya main manjat-manjat, lari-lari, itu suka khawatiran. Kalau bapak-bapak, malah makin digas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Anak-anak main sendiri dan bersama-sama itu manfaatnya beda. Bermain bersama adalah cara paling ideal bagi orang tua dan anak saling berinteraksi dan berkoneksi," kata Saskhya di Jakarta, Jumat.
Saskhya tidak menyangkal bahwa orang tua pada era saat ini seringkali terlalu fokus ponsel pintar karena terkait pekerjaan. Tapi, kecenderungan itu berdampak pada interaksi yang minim antara orang tua ke anak sehingga ikatan emosional tidak tercipta.
"Saat kita main sama anak pun lihatnya handphpne. Sementara, sebenarnya banyak pertanyaan yang anak-anak sering cari di Internet yang bisa ditanyakan ke kita," ujar Saskhya.
Baca juga: Mengenal fenomena "fatherless" dan pentingnya peran ayah bagi anak
Penelitian mengungkapkan bahwa emosi positif yang ditunjukkan orang tua saat bermain dengan anak memiliki hubungan dengan kurangnya permasalahan perilaku pada anak.
"Kalau main, biasanya orang tua emosinya lebih positif, lebih banyak ketawa, apalagi bapak-bapak main sama anak enggak mungkin ekspresinya datar-datar saja. Itu membantu anak untuk enggak punya masalah perilaku misalnya agresif atau masalah-masalah di sekolah," katanya.
Anak akan memiliki kesempatan untuk lebih aktif bergerak, spontan, dan memiliki pengalaman menyenangkan selama bermain dengan sang ayah.
Sosok ayah yang sensitif dan responsif terhadap kebutuhan anak selama bermain juga dapat menjadi contoh bagi anak untuk memiliki cara yang baik dalam bergaul dengan teman-temannya.
"Karena kalau ibu-ibu, anaknya main manjat-manjat, lari-lari, itu suka khawatiran. Kalau bapak-bapak, malah makin digas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023