Nunukan (ANTARA Kaltim) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Dr Marsetio meresmikan tugu perjuangan Dwikora di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, setelah dilakukan perombakan beberapa waktu yang lalu.
Keberadaan Tugu Dwikora tersebut kata Marsetio, menjadi bukti perjuangan para pahlawan pendahulu dalam memperjuangkan NKRI pada saat konfrontasi dengan Malaysia pada 1964.
Ia mengharapkan tugu ini memiliki makna bagi generasi muda Indonesia khususnya di Kabupaten Nunukan atas kegigihan perjuangan masa lalu merebut dan mempertahankan NKRI dari rongrongan negara tetangga.
Monumen ini, kata dia, telah direnovasi oleh prajurit TNI AL yang bertugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia pemuda dan pelajar di daerah itu memahami keberadaan sejarah masa lalu.
"Jadi, keberadaan monumen Dwikora ini menjadi kebanggaan masyarakat Nunukan dan Indonesia secara keseluruhan," ujar dia.
Marsetio juga mengharapkan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Nunukan agar dapat memelihara dan merawat monumen bersejarah tersebut agar tetap tegak berdiri secara kokoh.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Nunukan, Hj Asmah Gani menyampaikan bahwa peresmian Tugu Dwikora mempunyai makna bagi masyarakat setempat karena mengingatkan kembali peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa lalu yang berkaitan dengan hubungan bangsa Indonesia dengan Malaysia.
Asmah Gani mengingatkan pada sejarah perjuangan mempertahankan NKRI akibat neo kolonialisme pada 3 Mei 1964 Presiden RI pertama Ir Soekarno menyerukan dwi komando rakyat yang dikenal dengan sebutan "Dwikora".
Peristiwa perjuangan yang dimanifestasikan dalam dwikora tersebut atau yang lebih dikenal dengan peristiwa Pengganyangan Malaysia merupakan bukti kekuatan bangsa Indonesia kala itu dalam rangka menegakkan perdamaian dunia dengan menghapuskan segala bentuk penjajahan.
Bagi masyarakat Kabupaten Nunukan peristiwa tersebut mempunyai makna yang sangat mendalam mengingat posisi daerah itu berada digaris terdepan.
Setelah Tugu DWikora dipugar, saat ini berdiri indah yang berdiri dengan ketinggian mencapai 10 meter dilengkapi stupa berwarna merah yang menandakan pemberani.
Pada tiga sisinya berdiri dinding keramik setinggi 10 meter yang bagian belakang bertuliskan "Tugu Dwikora" dan sekitar tugu terpasang satu unit tank PT-76 dan meriam Howitzer yang digunakan prajurit KKO (Marinir) saat mempertahankan NKRI serta foto-foto perjuangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Keberadaan Tugu Dwikora tersebut kata Marsetio, menjadi bukti perjuangan para pahlawan pendahulu dalam memperjuangkan NKRI pada saat konfrontasi dengan Malaysia pada 1964.
Ia mengharapkan tugu ini memiliki makna bagi generasi muda Indonesia khususnya di Kabupaten Nunukan atas kegigihan perjuangan masa lalu merebut dan mempertahankan NKRI dari rongrongan negara tetangga.
Monumen ini, kata dia, telah direnovasi oleh prajurit TNI AL yang bertugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia pemuda dan pelajar di daerah itu memahami keberadaan sejarah masa lalu.
"Jadi, keberadaan monumen Dwikora ini menjadi kebanggaan masyarakat Nunukan dan Indonesia secara keseluruhan," ujar dia.
Marsetio juga mengharapkan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Nunukan agar dapat memelihara dan merawat monumen bersejarah tersebut agar tetap tegak berdiri secara kokoh.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Nunukan, Hj Asmah Gani menyampaikan bahwa peresmian Tugu Dwikora mempunyai makna bagi masyarakat setempat karena mengingatkan kembali peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa lalu yang berkaitan dengan hubungan bangsa Indonesia dengan Malaysia.
Asmah Gani mengingatkan pada sejarah perjuangan mempertahankan NKRI akibat neo kolonialisme pada 3 Mei 1964 Presiden RI pertama Ir Soekarno menyerukan dwi komando rakyat yang dikenal dengan sebutan "Dwikora".
Peristiwa perjuangan yang dimanifestasikan dalam dwikora tersebut atau yang lebih dikenal dengan peristiwa Pengganyangan Malaysia merupakan bukti kekuatan bangsa Indonesia kala itu dalam rangka menegakkan perdamaian dunia dengan menghapuskan segala bentuk penjajahan.
Bagi masyarakat Kabupaten Nunukan peristiwa tersebut mempunyai makna yang sangat mendalam mengingat posisi daerah itu berada digaris terdepan.
Setelah Tugu DWikora dipugar, saat ini berdiri indah yang berdiri dengan ketinggian mencapai 10 meter dilengkapi stupa berwarna merah yang menandakan pemberani.
Pada tiga sisinya berdiri dinding keramik setinggi 10 meter yang bagian belakang bertuliskan "Tugu Dwikora" dan sekitar tugu terpasang satu unit tank PT-76 dan meriam Howitzer yang digunakan prajurit KKO (Marinir) saat mempertahankan NKRI serta foto-foto perjuangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013