Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi daerah penyumbang padi tertinggi di Provinsi Kaltim sepanjang 2021, yakni mencapai 40 persen dari total produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton gabah kering giling (GKG).
"Produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG ini berasal dari 10 kabupaten/kota, dengan sumbangan terbanyak dari Kabupaten Kukar sekitar 104.440 ton GKG," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Sabtu.
Terbanyak kedua disumbang oleh Kabupaten Paser yang sekitar 51.970 ton GKG, disusul Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar 42.130 ton, Kabupaten Berau sekitar 22.360 ton, Kabupaten Kutai Timur sekitar 13.120 ton GKG.
Kemudian Kota Samarinda memberikan andil sekitar 6.990 ton, Kabupaten Kutai Barat sekitar 2.020 ton, Kabupaten Mahakam Ulu sekitar 930 ton, Kota Balikpapan sekitar 350 ton, dan Kota Bontang dengan andil yang sama dengan Kota Balikpapan.
Ia menuturkan, produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG ini mengalami penurunan mencapai 17.756,56 ton atau turun 6,77 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Menurutnya, penurunan produksi padi tertinggi terjadi pada Oktober 2021, yakni lebih rendah sekitar 13.346,01 ton jika dibandingkan dengan Oktober 2020.
Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret, yakni mencapai 59.627,47 ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada Desember, yakni hanya 1.770,49 ton GKG.
Untuk kondisi 2020, produksi padi tertinggi terjadi pada Maret, yakni sebanyak 55.023,29 ton, sementara produksi terendah terjadi pada Januari yang tercatat 2.592,63 ton.
Ia melanjutkan, jika produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG tersebut dikonversi menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka setara dengan 142.321,38 ton beras, turun 10.328,46 ton atau 6,77 persen ketimbang produksi beras pada 2020 yang sebanyak 152.649,84 ton.
Produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG pada 2021 tersebut berasal dari realisasi panen seluas 66.269,46 hektare (ha), turun sekitar 7.298,98 ha atau 9,92 persen ketimbang luas panen pada 2020 yang mencapai 73.568,44 ha.
"Luas panen tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret yang mencapai 16.009,54 ha, sementara luas panen terendah terjadi pada Desember yang hanya seluas 503,58 ha," ujar Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG ini berasal dari 10 kabupaten/kota, dengan sumbangan terbanyak dari Kabupaten Kukar sekitar 104.440 ton GKG," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Sabtu.
Terbanyak kedua disumbang oleh Kabupaten Paser yang sekitar 51.970 ton GKG, disusul Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar 42.130 ton, Kabupaten Berau sekitar 22.360 ton, Kabupaten Kutai Timur sekitar 13.120 ton GKG.
Kemudian Kota Samarinda memberikan andil sekitar 6.990 ton, Kabupaten Kutai Barat sekitar 2.020 ton, Kabupaten Mahakam Ulu sekitar 930 ton, Kota Balikpapan sekitar 350 ton, dan Kota Bontang dengan andil yang sama dengan Kota Balikpapan.
Ia menuturkan, produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG ini mengalami penurunan mencapai 17.756,56 ton atau turun 6,77 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Menurutnya, penurunan produksi padi tertinggi terjadi pada Oktober 2021, yakni lebih rendah sekitar 13.346,01 ton jika dibandingkan dengan Oktober 2020.
Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret, yakni mencapai 59.627,47 ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada Desember, yakni hanya 1.770,49 ton GKG.
Untuk kondisi 2020, produksi padi tertinggi terjadi pada Maret, yakni sebanyak 55.023,29 ton, sementara produksi terendah terjadi pada Januari yang tercatat 2.592,63 ton.
Ia melanjutkan, jika produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG tersebut dikonversi menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka setara dengan 142.321,38 ton beras, turun 10.328,46 ton atau 6,77 persen ketimbang produksi beras pada 2020 yang sebanyak 152.649,84 ton.
Produksi padi Kaltim yang sebanyak 244.677,96 ton GKG pada 2021 tersebut berasal dari realisasi panen seluas 66.269,46 hektare (ha), turun sekitar 7.298,98 ha atau 9,92 persen ketimbang luas panen pada 2020 yang mencapai 73.568,44 ha.
"Luas panen tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret yang mencapai 16.009,54 ha, sementara luas panen terendah terjadi pada Desember yang hanya seluas 503,58 ha," ujar Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022