Pembangunan bendung gerak Sungai Talake di perbatasan Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur dapat mencegah alih fungsi lahan pertanian tanaman padi di daerah itu.
 
Para petani alih fungsikan lahan persawahan atau pertanian tanaman padi menjadi kebun kelapa sawit karena persoalan irigasi, kata anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Syamsuddin Alie di Penajam, Selasa.
 
Alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit tersebut sulit dibendung atau dihentikan selama permasalahan pengairan belum teratasi.
 
Mayoritas petani melakukan alih fungsi lahan pertanian tersebut beralasan kesulitan mendapatkan air untuk pengairan sawah.
 
Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara salah satu lumbung padi di Provinsi Kalimantan Timur, selama ini menggunakan sistem irigasi tadah hujan.
 
Minim ketersediaan sumber air  atau terkendala pasokan air untuk pengairan menyebabkan banyak lahan persawahan tidak digarap petani secara maksimal.
 
Keberadaan bendung gerak Sungai Talake dapat menjadi sumber air irigasi lahan persawahan, yang selama ini petani kesulitan untuk mendapatkan sumber air untuk pengairan.
 
Alih fungsi lahan pertanian tanaman padi menjadi perkebunan kelapa sawit dapat dicegah kata dia, apabila pembangunan bendung gerak Sungai Talake direalisasikan.
 
Diharapkan pemerintah pusat melanjutkan pembangunan bendung gerak Sungai Talake pada 2023, 
 
Bendung gerak Sungai Talake berpengaruh besar pada peningkatan hasil panen petani di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser.
 
"Bendung Sungai Talake terbangun dapat mencukupi sumber air untuk irigasi. Kalau sawah terairi, petani akan berpikir untuk menanam tanaman selain padi," jelas Syamsuddin Alie.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022