Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) mengajak pekebun bijak dalam mengelola lahan perkebunan, untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang musim kemarau yang diperkirakan dimulai pada bulan Agustus ini.
"Kami terus melakukan sosialisasi kepada kelompok tani di sejumlah kabupaten agar bijak dalam membuka maupun mengelola lahan, yakni tidak melakukan pembakaran," ujar Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Disbun Kaltim Asmirilda di Samarinda, Kaltim, Rabu.
Apalagi, masih menurut dia, saat musim kemarau yang jumlah biomassa kering lebih banyak ketimbang musim hujan, sehingga jika ada pekebun yang membakar lahan, tentu dikhawatirkan apinya membesar dan merembet ke lahan lainnya.
Sosialisasi larangan membakar lahan ini, lanjutnya, juga sebagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), karena terdapat tiga basis dalam upaya menurunkan emisi GRK, yakni berbasis lahan, pengolahan limbah, dan berbasis asap.
Sementara itu, kabupaten yang mulai Juli hingga Agustus tahun ini secara bergiliran mendapat sosialisasi sekaligus pembinaan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, dan KTPA di Kabupaten Paser.
Sebelumnya, pada Selasa (9/8) Agustus telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan pembinaan KTPA dilakukan Disbun Provinsi Kaltim di Desa Gunung Intan, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Peserta yang hadir dalam giat tersebut sebanyak 30 orang yang berasal dari perwakilan Dinas Pertanian Penajam Paser Utara, Perwakilan KTPA, Brigade Peduli Api Kabupaten PPU, dan perwakilan perusahaan perkebunan setempat.
Dari sosialisasi ini diharapkan petani pekebun semakin sadar terhadap beberapa hal, seperti tidak melakukan pembakaran saat pembukaan lahan pertanian maupun perkebunan, sehingga dapat mengurangi pemanasan global atau emisi GRK.
"Sosialisasi dan pembinaan KTPA, sekaligus ajakan tidak membakar saat pembukaan maupun mengolah lahan, merupakan hal yang penting untuk mengurangi emisi GRK, sekaligus untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang berkelanjutan," ucap Asmirilda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Kami terus melakukan sosialisasi kepada kelompok tani di sejumlah kabupaten agar bijak dalam membuka maupun mengelola lahan, yakni tidak melakukan pembakaran," ujar Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Disbun Kaltim Asmirilda di Samarinda, Kaltim, Rabu.
Apalagi, masih menurut dia, saat musim kemarau yang jumlah biomassa kering lebih banyak ketimbang musim hujan, sehingga jika ada pekebun yang membakar lahan, tentu dikhawatirkan apinya membesar dan merembet ke lahan lainnya.
Sosialisasi larangan membakar lahan ini, lanjutnya, juga sebagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), karena terdapat tiga basis dalam upaya menurunkan emisi GRK, yakni berbasis lahan, pengolahan limbah, dan berbasis asap.
Sementara itu, kabupaten yang mulai Juli hingga Agustus tahun ini secara bergiliran mendapat sosialisasi sekaligus pembinaan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, dan KTPA di Kabupaten Paser.
Sebelumnya, pada Selasa (9/8) Agustus telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan pembinaan KTPA dilakukan Disbun Provinsi Kaltim di Desa Gunung Intan, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Peserta yang hadir dalam giat tersebut sebanyak 30 orang yang berasal dari perwakilan Dinas Pertanian Penajam Paser Utara, Perwakilan KTPA, Brigade Peduli Api Kabupaten PPU, dan perwakilan perusahaan perkebunan setempat.
Dari sosialisasi ini diharapkan petani pekebun semakin sadar terhadap beberapa hal, seperti tidak melakukan pembakaran saat pembukaan lahan pertanian maupun perkebunan, sehingga dapat mengurangi pemanasan global atau emisi GRK.
"Sosialisasi dan pembinaan KTPA, sekaligus ajakan tidak membakar saat pembukaan maupun mengolah lahan, merupakan hal yang penting untuk mengurangi emisi GRK, sekaligus untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang berkelanjutan," ucap Asmirilda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022