Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan identifikasi dan metode pengendalian Jamur Akar Putih (JAP) pada tanaman karet, dengan banyaknya tanaman karet milik masyarakat yang terkena penyakit jamur dan menyebabkan kematian tanaman.


"Kami sudah melakukan identifikasi sekaligus pengendalian JAP di wilayah Kelurahan Teritip Balikpapan Timur akhir Juni lalu," kata Kepala 
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP) Disbun Kaltim, Sopian di Samarinda, Rabu.

Menurut Sopian, penyakit JAP disebabkan oleh Rigidoporus Lignosus merupakan salah satu penyakit karet yang penting.

"Karena dapat menimbulkan kematian pada tanaman karet," sambungnya. 

Penyakit ini diakuinya, dapat menyerang tanaman karet di semua umur tanaman, mulai dari pembibitan sampai tanaman tua.

"Tetapi umumnya penyakit ini timbul pada kebun-kebun muda," tambahnya. 

Sopian mengungkapkan gejala serangan mulai tampak pada tanaman yang berumur 2 tahun dan infeksi baru mulai berkurang pada tahun ke-5 atau ke-6. 

Bahayanya, jelasnya, JAP menular melalui kontak tanaman sehat dengan tanaman sakit, serta melalui rizomorf yang menjalar bebas dalam tanah. 

Ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit JAP mula-mula daun terlihat kusam, kurang mengkilat dan melengkung ke bawah, kemudian daun menguning dan rontok. 

"Pada tanaman mulai berumur 4 tahun disertai mati ranting, sehingga tajuk pohon jarang. Kemudian pohon yang terserang akan mudah rebah," ungkapnya. 

Sopian menambahkan pencegahan dan pengendalian JAP dapat dilakukan dengan membersihkan sumber infeksi dan mencegah meluasnya penyakit.

"Pengendalian dengan membersihkan sisa tanaman (tunggul) secara mekanis atau peracunan dengan menanam tanaman antagonis seperti lidah mertua, kunyit, lengkuas, kencur, lempuyang, sambiloto," sebutnya.

Pewarta: Arumanto

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022